Selasa, 07 Juni 2022

Perlunya Berbagai Data Untuk Perangi Pandemi

7622, 17:31 – Di tengah pandemic saat ini yang dibutuhkan semua negara adanya berbagi data agar dapat menekan pandemic dengan sedikit mungkin.

Hal inilah yang diusulkan dalam Health Working Group kedua yang berlangsung di Lombok, NTB dari 6-8 Juni 2022.

Sebagaimana ndut baca pada laman Kemkes, adanya berbagai data pandemic ini bertujuan untuk memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat

Sebagai contoh dengan menggunakan platform berbagi data universal (model GISAID) memungkinkan semua negara G20 untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dan data, tidak hanya untuk pandemi saat ini, tetapi juga pada patogen global lainnya yang memiliki potensi pandemi di masa depan.

Terkait pandemi, persetujuan tersebut dapat berupa semua Lab di dunia bisa berbagi data patogen kalau ada pandemi berikutnya.

Sehingga kalau ada pandemi berikutnya di negara lain sudah ada mekanisme untuk melaporkan data genom sequence dari patogen yang diberikan dari negara tersebut. Genome itu bisa berupa virus, bakteri, parasite.

Seluruh negara anggota mendukung usulan ini dengan beberapa rekomendasi dan klarifikasi agar tidak terjadi duplikasi pada upaya global. Perlu lebih detail dalam hal aksesibilitas, benefit dan dampak bagi negara-negara.

Ndut apresiasi dengan apa yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia di saat pandemic saat ini dimana yang harus dibutuhkan adalah dengan cara berbagi data demi menekan laju pandemic yang sekarang saat ini landai tidak naik lagi.

Kita tahu pandemic sudah masuki nyaris tiga tahun dan beberapa negara sudah landai termasuk Indonesia walaupun masih diliputi waspada akan naiknya angka positif lantaran sudah longgarnya pembatasan kegiatan.

Dengan adanya bertukarnya data ini setidaknya dapat menguntungkan negara karena bisa persiapkan lebih matang lagi agar virus tidak masuk dan bisa ditangkal sedini mungkin agar tidak bertambah parah.

Ndut berharap ini dapat segera di implementasikan nyata karena rakyat mungkin sudah bosan dengan situasi saat ini dimana diliputi ketakutan walau sekarang seakan bebas dari penyakit dengan abai akan protocol kesehatan, apalagi sector ekonomi yang mungkin saat ini sedang bergairah kembali, supaya pandemic tidak datang lagi karena sudah dipersiapkan matang oleh negara.

Kita nantikan saja perkembangannya, ndut pun setuju dengan usulan ini agar ke depannya negara dapat lebih memprotek kembali dan cepat mencegah masuknya virus dari luar dengan adanya berbagi data.

Senin, 06 Juni 2022

Presiden Bahas Ekonomi Dengan PM Australia

6622, 15:49 – Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese dalam kunjungan resminya pertama sejak menjabat PM di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat

Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membahas sejumlah kerja sama bilateral umumnya dalam bidang ekonomi.

Sebagaimana yang ndut baca pada laman kepresidenan dimana kepala negara mendorong perluasan akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia dan berharap akses ekspor produk Indonesia salah satunya bidang otomotif, akan terus terbuka luas

Dalam bukti nyatanya adalah ekspor perdana mobil completely built up a.k.a. CPU buat Indonesia ke Australia telah dimulai Februari lalu.

Selain itu, Presiden harapkan implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Parnership Agreement a.k.a. IA-CEPA terutama dalam hal peningkatan kuota working holiday visa bagi para WNI untuk bekerja di Australia.

Serta dalam hal pendidikan dan kesehatan, terutama dalam hal investasi negeri kangguru tersebut dalam perkembangan SDM di Indonesia yang terus meningkat

Dalam hal pertahanan pangan pun dibahas kedua pemimpin, dimana Presiden minta agar nota kesepahaman a.k.a. MoU tentang pertandian antara kedua negara segera di implementasikan.

Pertama, ndut sampaikan selamat kepada Yang Mulia Anthony Albanese yang menjabat Perdana Menteri Australia dan selamat datang di Jakarta semoga ada banyak kesepakatan dan menjadi harmonis kedua negara.

Soal pertemuan ini, ndut apresiasi dengan yang terjadi di Istana dan berharap kerja sama yang tercipta dapat direalisasikan di dunia nyata.

Kita tahu hubungan Indonesia-Australia ibarat benci tapi rindu, pasang surut namun selalu menjanjikan kedua negara, banyak kerja sama yang akan tercipta dalam pertemuan ini.

Dalam pendidikan, akan hadir Kampus Monash University di Indonesia yang selama ini menjadi wadah pendidikan bagi para pelajar Indonesia yang ingin belajar di Australia dan juga banyak alumni dari kampus ini yang menjadi petinggi negara ini.

Selain itu juga akan ada investasi dalam hal kesehatan dengan pendirian sejumlah rumkit dan klinik di Indonesia yang kabarnya bernilai USD 1 miliar selama 20 tahun.

Ndut berharap dengan kehadiran PM Albanese ini hubungan Indonesia-Australia dapat lebih harmonis lagi ke depannya serta ada kerja nyata dari sejumlah kerja sama yang sudah ditanda tangani seperti komitmen investasi Fortescue Metals Group a.k.a. PMG di bidang hydropower dan geothermal yang kabarnya senilai USD10 miliar dan juga SunCable pada bidang energi senilai USD1,5 miliar

Kita nantikan implementasi nyata dari kunjungan PM Australia ini untuk masa depan Indonesia-Australia demi keuntungan dan kesejahteraan rakyat..