6622, 15:49 – Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese dalam kunjungan resminya pertama sejak menjabat PM di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat
Dalam
pertemuan itu, kedua pemimpin membahas sejumlah kerja sama bilateral umumnya
dalam bidang ekonomi.
Sebagaimana
yang ndut baca pada laman kepresidenan dimana kepala negara mendorong perluasan
akses ekspor produk Indonesia dengan nilai tambah tinggi ke Australia dan
berharap akses ekspor produk Indonesia salah satunya bidang otomotif, akan
terus terbuka luas
Dalam
bukti nyatanya adalah ekspor perdana mobil completely built up a.k.a. CPU buat
Indonesia ke Australia telah dimulai Februari lalu.
Selain
itu, Presiden harapkan implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Parnership Agreement a.k.a. IA-CEPA terutama dalam hal peningkatan kuota
working holiday visa bagi para WNI untuk bekerja di Australia.
Serta
dalam hal pendidikan dan kesehatan, terutama dalam hal investasi negeri
kangguru tersebut dalam perkembangan SDM di Indonesia yang terus meningkat
Dalam
hal pertahanan pangan pun dibahas kedua pemimpin, dimana Presiden minta agar
nota kesepahaman a.k.a. MoU tentang pertandian antara kedua negara segera di
implementasikan.
Pertama,
ndut sampaikan selamat kepada Yang Mulia Anthony Albanese yang menjabat Perdana
Menteri Australia dan selamat datang di Jakarta semoga ada banyak kesepakatan
dan menjadi harmonis kedua negara.
Soal
pertemuan ini, ndut apresiasi dengan yang terjadi di Istana dan berharap kerja
sama yang tercipta dapat direalisasikan di dunia nyata.
Kita
tahu hubungan Indonesia-Australia ibarat benci tapi rindu, pasang surut namun
selalu menjanjikan kedua negara, banyak kerja sama yang akan tercipta dalam
pertemuan ini.
Dalam
pendidikan, akan hadir Kampus Monash University di Indonesia yang selama ini
menjadi wadah pendidikan bagi para pelajar Indonesia yang ingin belajar di
Australia dan juga banyak alumni dari kampus ini yang menjadi petinggi negara
ini.
Selain
itu juga akan ada investasi dalam hal kesehatan dengan pendirian sejumlah
rumkit dan klinik di Indonesia yang kabarnya bernilai USD 1 miliar selama 20
tahun.
Ndut
berharap dengan kehadiran PM Albanese ini hubungan Indonesia-Australia dapat
lebih harmonis lagi ke depannya serta ada kerja nyata dari sejumlah kerja sama
yang sudah ditanda tangani seperti komitmen investasi Fortescue Metals Group
a.k.a. PMG di bidang hydropower dan geothermal yang kabarnya senilai USD10
miliar dan juga SunCable pada bidang energi senilai USD1,5 miliar
Kita nantikan implementasi nyata dari kunjungan PM Australia ini untuk masa depan Indonesia-Australia demi keuntungan dan kesejahteraan rakyat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar