Jumat, 20 Mei 2022

WHO Belum Cabut Status Pandemi Covid19

20522, 13:00 – Disaat peringatan 20 tahun hari pemulihan kemerdekaa dari Republika Demokratika Timor Leste, angka kematian hari ini tembus tiga orang.

Perhari ini, pasien positif ada penambahan 250 pasien total 6,052,100 pasien, yang wafat bertambah 3 orang menjadi 156,513 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 298 pasien menjadi 5,891,872 psien.

Badan Kesehatan Dunia a.k.a. WHO hingga saat ini belum mencabut status pandemic covid19, hal ini disampaikan Jubir Penganganan Covid19, Reisa Brotoasmoro, karena masih banyak negara lain alami lonjakan covid19 sebagaimana ndut baca pada laman Kompas.com

Dalam keterangannya, Reisa sebut salah satu negara yang menyita perhatian dunia karena alami lonjakan covid19 adalah Korea Utara dimana jumlah kasus konfirmasi positif harian capai lebih dari 230,000 perhari dan menempati peringatan pertama penambahan kasus positif terbanya di dunia.

Selain Korea Utara, ada Amerika Serikat yang kasus hariannya di atas 100 ribu pasien perhari, ada pertanyaan apakah indonesai sudah masuki endemic, Reisa katakan pemerintah sangat hati-hati dalam persiapkan transisi secara bertahap peralihan dari pandemic ke endemic.

Ndut apresiasikan dengan langkah pemerintah dalam menekan angka terkonfirmasi positif dan kematian, lantaran banyak masyarakat yang vaksin lengkap termasuk booster dan yang baru dua kali suntik.

Apa yang terjadi di Korea Utara dapat terjadi lagi di negara kita bila kita lengah dalam protocol kesehatan walaupun Presiden katakan sudah boleh lepas masker, namun tetap saja yang namanya Covid19 berbahaya.

Ndut berharap dalam waktu dua-empat pekan ke depan tidak ada lonjakan pasien positif yang signifikan mengingat masyarakat Indonesia terutama lanisa getol sekali untuk di vaksin, namun ancaman itu masih ada.

Kita nantikan saja 2-5 pekan ke depan apakah ada kenaikan pasien positif dan kematian yang signifikan, itu kembali kepada pribadi masing-masing, pemerintah hanya mengawasi dan mengingatkan para warga.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia

Kamis, 19 Mei 2022

Ada Apa Dengan Garuda Muda ?

19522, 18:40 – target dan harapan Indonesia untuk raih medali emas pada ajang SEA Games 2022 di Vietnam pupus sudah setelah takluk dari Thailand dengan skor 1-0 di stadion Thien truong, Nam Dinh.

Adapun satu-satunya gol yang dicetak oleh Thailand Weerathep Pomphan yang manfaatkan umpan dari Benjamin Davis dengan berbalik badan dna langsung lancarkan tendangan keras yang tak mampu dihalau oleh Ernando Ari, 1-0 untuk Thailand.

Sudah tertinggal terjatuh pula, pada pertandingan ini Indonesia harus kehilangan Firza Andika, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya karena emosional dan terprovokasi pemain Thailand.

Akhirnya timnas  gagal penuhi target yang diminta oleh pemerintah dan PSSI yaitu emas dan harus memperebutkan medali perunggu dalam tajuk derby melayu dengan Malaysia.

Ada apa dengan Garuda Muda ? itulah yang menjadi pertanyaan saat ini, inikah yang namanya proses ? ndut tidak meragukan kapasistas Shin Tae-yong sebagai pelatih namun ndut melihat ada yang salah dari system yang ada

Lagi-lagi kita harus puasa dalam meraih gelar, entah sampai kapan kita seperti ini, namun ada yang salah dalam permainan ini seperti

Kita bisa lihat para pemain masih dengan egonya memainkan bola bukannya saling mendukung dan selalu bermain di area sendiri yang akhirnya terbaca oleh pemain lawan ini yang sering terjadi.

Secara permaianan sudah mulai meningkat walau belum ada kompak dan minim komunikasi antar pemain inilah yang sering ndut lihat setiap pertandingan timnas, dimana passing selalu tidak terkontrol bahkan tidak sampai sehingga mudah dibaca oleh pemain lawan.

Soal kartu juga, inilah penyakit lama sepakbola kita mudah sekali terprovokasi oleh pemain lawan seperti yang terjadi lawan Thailand, sebenarnya hal itu bisa dikurangi kalau kita bisa sabar dan tidak termakan pemain lawan, tapi itulah yang terjadi dan sekarang apa bisa kita raih perunggu dengan komposisi yang ada dengan lawan Malaysia yang pasti sudah siap dengan segala macam tipu dayanya untuk meang.

Jadi mulai sekarang baik ada tournament atau tidak kita harus bisa mengingatkan PSSI untuk mengubah dan memperbaiki system kompetisi liga menjadi lebih baik mulai dari perangkat pertandingan, wasit hingga klubnya termasuk pembinaan usia muda.

Ndut belum melihat klub satu suara dengan rencana Shin Tae-yong dalam membawa timnas, apakah sudah ada pertemuan dan penjelasan presentasi STY kepada pada pelatih dan manajer klub Liga soal arah timnas baik program kerja dan sebagainya ? ini juga harus bisa dibereskan bila timnas kita ingin seperti Vietnam dan Thailand.

Soal apakah perlu STY diganti, ndut rasa tidak perlu karena apa yang di racik oleh STY sudah bagus dan hanya kembali kepada system liga dan keterbatasan pemain yang diminta oleh STY oleh PSSI tidak terpenuhi serta kurangnya stok pemain.

Namun ini selalu terjadi dan pasti akan timbul lagi bila timnas kita kalah, tetapi bila ada turnamen semua masalah yang terjadi di atas seakan terlupakan, benar tidak ?

Kita nantikan saja pertandingan selanjutnya dimana pada akhir tahun akan berlangsungnya kembali Piala AFF apakah siklus ini kembali terjadi lagi ? kita tunggu saja.