19522, 18:40 – target dan harapan Indonesia untuk raih medali emas pada ajang SEA Games 2022 di Vietnam pupus sudah setelah takluk dari Thailand dengan skor 1-0 di stadion Thien truong, Nam Dinh.
Adapun
satu-satunya gol yang dicetak oleh Thailand Weerathep Pomphan yang manfaatkan
umpan dari Benjamin Davis dengan berbalik badan dna langsung lancarkan
tendangan keras yang tak mampu dihalau oleh Ernando Ari, 1-0 untuk Thailand.
Sudah
tertinggal terjatuh pula, pada pertandingan ini Indonesia harus kehilangan Firza
Andika, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya karena emosional dan terprovokasi
pemain Thailand.
Akhirnya
timnas gagal penuhi target yang diminta
oleh pemerintah dan PSSI yaitu emas dan harus memperebutkan medali perunggu
dalam tajuk derby melayu dengan Malaysia.
Ada
apa dengan Garuda Muda ? itulah yang menjadi pertanyaan saat ini, inikah yang
namanya proses ? ndut tidak meragukan kapasistas Shin Tae-yong sebagai pelatih
namun ndut melihat ada yang salah dari system yang ada
Lagi-lagi
kita harus puasa dalam meraih gelar, entah sampai kapan kita seperti ini, namun
ada yang salah dalam permainan ini seperti
Kita
bisa lihat para pemain masih dengan egonya memainkan bola bukannya saling
mendukung dan selalu bermain di area sendiri yang akhirnya terbaca oleh pemain
lawan ini yang sering terjadi.
Secara
permaianan sudah mulai meningkat walau belum ada kompak dan minim komunikasi
antar pemain inilah yang sering ndut lihat setiap pertandingan timnas, dimana
passing selalu tidak terkontrol bahkan tidak sampai sehingga mudah dibaca oleh
pemain lawan.
Soal
kartu juga, inilah penyakit lama sepakbola kita mudah sekali terprovokasi oleh
pemain lawan seperti yang terjadi lawan Thailand, sebenarnya hal itu bisa dikurangi
kalau kita bisa sabar dan tidak termakan pemain lawan, tapi itulah yang terjadi
dan sekarang apa bisa kita raih perunggu dengan komposisi yang ada dengan lawan
Malaysia yang pasti sudah siap dengan segala macam tipu dayanya untuk meang.
Jadi
mulai sekarang baik ada tournament atau tidak kita harus bisa mengingatkan PSSI
untuk mengubah dan memperbaiki system kompetisi liga menjadi lebih baik mulai
dari perangkat pertandingan, wasit hingga klubnya termasuk pembinaan usia muda.
Ndut
belum melihat klub satu suara dengan rencana Shin Tae-yong dalam membawa
timnas, apakah sudah ada pertemuan dan penjelasan presentasi STY kepada pada
pelatih dan manajer klub Liga soal arah timnas baik program kerja dan
sebagainya ? ini juga harus bisa dibereskan bila timnas kita ingin seperti
Vietnam dan Thailand.
Soal
apakah perlu STY diganti, ndut rasa tidak perlu karena apa yang di racik oleh
STY sudah bagus dan hanya kembali kepada system liga dan keterbatasan pemain
yang diminta oleh STY oleh PSSI tidak terpenuhi serta kurangnya stok pemain.
Namun
ini selalu terjadi dan pasti akan timbul lagi bila timnas kita kalah, tetapi
bila ada turnamen semua masalah yang terjadi di atas seakan terlupakan, benar
tidak ?
Kita nantikan saja pertandingan selanjutnya dimana pada akhir tahun akan berlangsungnya kembali Piala AFF apakah siklus ini kembali terjadi lagi ? kita tunggu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar