Rabu, 22 Desember 2021

AFF Suzuki Cup : Indonesia Ditahan Imbang Singapura

221221, 21:25  -  Timnas Indonesia harus berjuang lebih keras lagi saat bertemu dengan Singapura di leg 1 semifinal AFF Suzuki Cup 2020 di National Stadium, Singapura.

Indonesia unggul lebih dulu pada menit ke-28 lewat aksi Asnawi Mangkualam yang bergerak di sisi pertahanan Singapura kirimkan umpan tarik ke kotak penalti.

Witan pun masuk dan lolos penjagaan dengan menerima umpan Asnawi langsung arahkan bola ke sisi kiri gawang Singapura, sepakan kaki kiri Witan Sulaeman tak mampu di jangkau oleh Hassan Sunny, 0-1 untuk Indonesia.

Singapura imbangi permainan pada menit ke-70, lewat umpan terobosan Faris Ramli yang diselesaikan oleh Ikhsan Fandi yang menaklukkan Nadeo dalam situasi satu lawan satu dan menjadi 1-1.

Ndut yang menyaksikan cukup deg-degan juga melihat penampilan pemain timnas yang sedikit mengundang bahaya walau sempat unggul namun pada akhirnya harus berakhir imbang.

Ndut melihat ada kepanikan dari para pemain Indonesia saat Singapura mulai membangun serangan hingga terjadinya gol ini bisa dilihat dari beberapa umpan yang selalu salah dalam hal mengoper bola ke rekannya selalu putus ditengah jalan.

Gol dari Singapuran tidak lepas dari kepanikan para pemain timnas kita, seandainya tendangan Dewangga ke arah Irfa Jaya tidak mungkin sampai ke Faris Ramli, ini jelas kepanikan.

Belum lagi kepemimpinan wasit Hee-Gon Kim yang aneh saat Ricky Kambuaya di jatuhkan jelas-jelas di dalam kotak penalty namun oleh wasit asal Korea ini malah memberikan tendangan bebas dan masih banyak lagi yang aneh menurut ndut dari wasit ini.

Ndut berharap Pelatih Tai-yong dapat melakukan pembenahan di lintas sector agar di leg kedua kita bisa membalikkan keadaan dan syukur-syukur bisa melaju ke final dan juara untuk pertama kalinya.

Kita nantikan saja leg kedua yang akan di mainkan pada Hari Natal (25/12) semoga Natal ini bisa membawa dampak positif kepada pemain timnas kita, semoga….


Dubes RI Serahkan Kredensial

221221,  16:40 – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Srilanka merangkap Republik Maladewa, Dewi Gustina Tobing serahkan surat kepercayaan kepada Presiden Srilanka Gotabya Rajapaksa.

Sebagaimana ndut baca pada laman media sosial KBRI Colombo, Dubes Dewi serahkan surat kepercayaan kepada Presiden Demokratik Sosialis Republik Sri Lanka, Goatabya Rajapaksa di President’s House Colombo pada Senin (21/12

Pada upacara tersebut, Presiden Sri Lanka didampingi oleh Menteri Luar Negeri, Prof. G.L. Peiris, dan Kepala Sekretariat Kepresidenan, Dr. P.B. Jayasundera.

Setelah penyerahan surat-surat kepercayaan, sesuai pengaturan protokol, Duta Besar RI menuliskan pesan-pesan untuk Presiden Sri Lanka.

Pesan tersebut antara lain berisi penyampaian salam hangat Presiden Joko Widodo untuk Presiden Gotabaya Rajapaksa, pernyataan Indonesia-Sri Lanka memiliki hubungan yang sangat baik sejak pembukaan hubungan diplomatik 6 Agustus 1952, dan pada tahun 2022 hubungan kedua negara memasuki usia 70 tahun, serta harapan untuk dapat lebih memajukan hubungan melalui pemanfaatan potensi dan peluang yang terbuka bagi kemaslahatan rakyat kedua negara.

Pada kesempatan ini, Duta Besar Dewi Tobing juga mengemukakan terdapat 17 (tujuh belas) Kepala Perwakilan yang mengikuti prosesi upacara penyerahan surat-surat kepercayaan, yang terdiri dari 2 (dua) Kepala Perwakilan yang berkedudukan di Colombo, yaitu Indonesia dan Mesir, dan 15 (lima belas) Kepala Perwakilan yang tidak berkedudukan di Colombo (non-resident).

Prosesi upacara penyerahan surat-surat kepercayaan dilanjutkan dengan acara cocktail reception dan dinner yang sekaligus mengakhiri keseluruhan rangkaian kegiatan.

Ndut mengapresiasi dan mengucapkan selamat bekerja kepada Yang Mulia Dubes Dewi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Srilanka merangkap Republik Maladewa.

Kita tahu Indonesia dan Srilanka memiliki sejarah yang cukup panjang dimana kedua negara sama-sama pendiri Gerakan Non Blok yang sekarang masih eksis dengan segala isu yang tengah berkembang, bahkan sama-sama anggota WTO.

Bahkan bukti adanya sejarah kedua negara terlihat pada jaman lampau terutama pada prasasti seperti kalasan 778/779Masehi, prasasti Kelurak 782 M, prasasti Abhayagiriwahara dari bukit Ratu Baka 792 M dan prasasti dari candi Plaosan Lor yang mana menggunakan huruf siddham dan berbahasa Sansekerta, dimana huruf Siddham diketahui hanya dipakai di wilayah India Utara dan Sri Lanka.

Ndut berharap ditangan Dubes Dewi dapat mempererat kembali hubungan kedua negara makin harmonis dan menciptakan beberapa kerja sama yang saling menguntungkan bagi Indonesia dan Sri Lanka di lintas sector.

Kita nantikan kerja nyata Dubes Dewi bersama teman-teman KBRI Colombo dalam menjaga hubungan harmonis antara kedua negara dan menciptakan komitmen kerja sama lintas sektor, selamat bekerja dan sukses terus  Yang Mulia Ibu Dubes di Colombo.