Rabu, 08 Desember 2021

Timnas Bulutangkis Mundur dari BWF World Championship 2021

81221, 07:36 – Ada kabar mengejutkan dari dunia bulutangkis, dimana Indonesia memutuskan untuk mundur dari kejuaraan dunia bulutangkis 2021 yang diadakan di Huelva pada 12-19 Desember mendatang.

Sebagaimana ndut baca pada laman-laman berita, keputusan ini diambil oleh Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna demi menjaga kesalamatan pemain setelah mendapatkan masukan pengurus, pelatih dan Kabid Binpres, selain itu yang utama adalah adanya virus covid19 varian Omicron yang tidak menentu.

Seharusnya PBSI akan kirimkan 13 wakil ke BWF World Championship 2021 yang terdiri Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putera).

Gregoria Mariska Tunjung, Rusellin Hartawan (tunggal putri), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Fajar Alfian/Muh Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putera).

Lalu ada Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda puteri), Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Rivoc Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (ganda campuran)

Dengan adanya keputusan ini maka tim akan langsung bersiap untuk hadapi tournament pada 2022.

Ndut mengapresiasi dengan apa yang dilakukan oleh PBSI untuk membatalkan pengiriman atlet ke World Championship 2021 yang berlangsung di Huelva lantaran adanya varian Omicron yang belum menentu.

Kita tahu bagaimana penyebaran varian Omicron sudah menyebar hampir dua puluh negara lebih dan sampai sekarang belum jelas bagaimana mendeteksinya terutama di Kawasan Eropa yang semakin meningkat.

Ndut berharap dengan pembatalan ini menjadi evaluasi dan motivasi bagi atlet untuk lebih bangkit pada pertandingan di awal tahun 2022 mendatang agar dapat meraih prestasi lebih lagi dari tahun ini.

Kita nantikan kiprah pemain bulutangkis Indonesia di ajang tournament bulutangkis yang menjadi agenda BWF tahun 2022, semoga bisa menjadi juara bahkan juara umum, amin…semoga…

Selasa, 07 Desember 2021

PPKM Level 3 Nataru Batal, Terus ?

71221, 16:38  -  Ada kabar gembira bagi beberapa pihak terkait pengumuman terbaru dari pemerintah soal kebijakan yang sudah terucap kembali menjilat lidahnya sendiri.

Pemerintah batal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat a.k.a. PPKM level 3 diseluruh wilayah Indonesia saat masa liburan Natal dan tahun baru a.k.a. Nataru.

Kebijakan itu diambil dengan membandingkan penangan pandemic saat ini dengan Nataru tahun lalu.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tes dan telusur jadi salah satu pertimbangan, karena menurutnya jumlah tes dan telusur saat ini sudah jauh lebih tinggi dibanding akhir tahun lalu sebagaimana ndut baca pada laman CNN Indonesia.

Selain itu, Luhut mengatakan bahwa tingkat vaksinasi saat ini 76 persen penduduk di Jawa dan Bali telah menerima vaksin covid19 dosis pertama dan 56 persen dosis kedua.

Ndut mengapresiasi dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menghadapi musim libur Nataru, namun ndut sangat menyayangkan dengan apa yang dilakukan pemerintah ini seperti inkonsistensi dan seakan maaf, menjilat ludah sendiri yang sudah di keluarkan.

Dengan kabar ini tentunya satu pihak terutama pariwisata sangat menyambut gembira namun satu sisi terutama pihak para medis tentunya ini menjadi tanda bahaya bila nantinya terjadi lonjakan dan mereka kembali kerja ekstra lagi.

Kita tahu bagaimana kita pernah merasakan pahitnya melonjak kasus positif hingga tembus 50 ribu pasien dalam sehari, apakah ini sudah dipikirkan oleh pemerintah sebelum keluarkan kebijakan itu, walaupun mungkin alasan yang dikemukakan sangat masuk akal.

Kemudian bagaimana pencapaian vaksinasi terutama dosis pertama diluar Jawa-Bali apakah sudah mencapai 50-70 persen terutama daerah 3 T, Terdepan, Terpencil dan Terluar dan juga pemahaman mereka soal protocol Kesehatan apakah sudah tahu bagaimana menggunakan masker dengan baik dan benar ?

Ndut sih berharap dengan batalnya PPKM level 3 edisi Nataru, semoga makin rendah angka positif dan kematian di Indonesia agar kejadian di Kudus, Kota Bekasi, Bangkalan tidak terulang lagi, yang membuat tenaga Kesehatan kembali bekerja ekstra sehingga tidak bisa berkumpul dengan keluarganya bahkan terpisah selamanya a.k.a. meninggal dalam tugas.

Kita lihat saja perkembangan selanjutnya apakah dengan batalnya PPKM Level 3 edisi Nataru tetap rendah angka positif dan kematian atau malah makin naik seperti pertengahan bulan lalu, jangan jadi penyesalan di kemudian hari.