Selasa, 16 November 2021

Indonesia-Selandia Baru Kerja sama Bidang Transisi Energi

161121, 07.38 – Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru bangun kemitraan pada biadang transisi energi terutama dalam merespon perubahan iklim.

Hal ini disampaikan Menlu Indonesia, Retno Marsudi dalam keterangannya sebagaimana ndut baca pada laman info public usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta.

Salah satu kerja sama yang dapat dikembang adalah bidang geothermal atau panas bumi setelah kedua negara pada bidang energi telah ditunjukkan melalui pembangunan “Flores Geothermal Island” di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan pembangunan jaringan pipa di Provinai Maluku dalam kerangka New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES) atau Akses Selandia Baru-Maluku Menuju Dukungan Energi Terbarukan.

Program “Flores Geothermal Island” ditujukan untuk menghadirkan energi bersih bagi masyarakat setempat, mengingat kebutuhan energi listrik di Pulau Flores, khususnya Manggarai Barat, akan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk serta pertumbuhan ekonomi, industri, dan pariwisata.

Proyek panas bumi dikembangkan di daerah tersebut karena potensinya mencapai 910 MWe (megawatt electrical), yang terdiri dari sumber daya sebesar 398 MWe dan cadangan sebesar 524 MWe.

Dengan begitu, Pulau Flores dinilai dapat menjadi pelopor untuk pengembangan energi bersih.

Untuk mendukung tujuan Indonesia dalam kurangi emisi gas rumah kaca dan tingkatkan pasokan energi terbarukan dalam bauran energinya, Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta mengumumkan bantuan pendanaan sejumlah 6 juta dolar AS (sekitar Rp85,2 miliar) selama lima tahun di bawah kemitraan baru dengan Global Green Growth Institute.

Organisasi pembangunan internasional antarpemerintah itu bertujuan mempromosikan pertumbuhan hijau, yang mensyaratkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Selain di bidang energi, Indonesia juga mengajak Selandia Baru mempererat kerja sama untuk percepatan pemulihan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Pada September 2021, tren perdagangan bilateral kedua negara naik 37 persen year-on-year (YoY) dan mencapai 1,25 miliar dolar AS (sekitar Rp17,7 triliun).

Namun, Menlu Retno menekankan bahwa kerja keras kedua pihak diperlukan untuk mencapai target nilai perdagangan 2,8 miliar dolar AS (sekitar Rp39,8 triliun) pada 2024.

Selain itu dalam pertemuan, Menlu Retno sampaikan harapannya agar kerja sama perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dapat dimanfaatkan untuk mendorong perdagangan dan investasi.

Sebelumnya, Selandia Baru menyampaikan pihaknya siap membantu Indonesia menguatkan industri panas bumi dalam negeri yang salah satunya terwujud dalam Rencana Aksi Kemitraan Komprehensif Indonesia-Selandia Baru 2020-2024.

Hal itu disampaikan oleh kantor dagang dan usaha Selandia Baru (NZTE) melalui pernyataan tertulis.

Sebagai informasi, NZTE merupakan lembaga pemerintah yang bertugas membantu menghubungkan perusahaan di Selandia Baru dengan investor di berbagai negara. Di Indonesia, NZTE membangun kemitraan dengan ragam pemangku kepentingan dan menyediakan berbagai informasi serta jejaring terkait investasi.

Ndut apresiasi dengan adanya kerja sama terbaru dalam bidang energi terbarukan dalam pertemuan antara kedua Menlu ini di Jakarta.

Kita tahu bagaimana Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia, dan juga tahu banyak produk Selandia Baru digunakan rakyat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari seperti produk turunan sapi.

Ndut berharap kemitraan antara Indonesia dan Selandia Baru dapat terjalin harmonis dan saling menguntungkan bagi warga kedua negara di saat pandemic covid19 yang belum jelas titik akhirnya.

Kita nantikan hasil nyata dari kerja sama bidang panas bumi bagi Indonesia dan ada manfaat bagi warga di NTT khususnya di Flores dalam kehidupan mereka sehari-hari.


Senin, 15 November 2021

Presiden Hadiahi Noken Kepada Menlu Selandia Baru

presidenri.go.id

151121, 17:30 – Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta di Istana Merdeka, Jakarta.

Sebagaimana ndut baca pada laman resmi Presiden, dalam pertemuan itu Presiden sampaikan beberapa hal mengenai kerja sama dengan negara Pasifik.

Presiden ucapkan terima kasih atas dukungan Selandia Baru dalam Pasific Exposition ke-2 yang digelar secara virtual.

Selain itu juga Presiden sampaikan terima kasih atas dukungan Selandia Baru terhadap integritas territorial Indonesia.

Presiden tegaskan bahwa penghormatan hak asasi manusia selalu menjadi perhatiannya termasuk di Papua, Presiden juga menambahkan bahwa pembangunan Papua adalah prioritasnya agar Papua terkoneksi dengan bagian lain Indonesia agar rakyat Papua menikmati kemakmuran

Dalam pertemuan COP26 kemarin, Presiden sampaikan kepada Menlu Mahuta bahwa Indonesia secara khusus bawakan suara-suara negara kepulauan kecil yang tergabung dalam AIS a.k.a. Archipelagic and Island State.

Selain itu Presiden Jokowi juga tegaskan bahwa Indonesia akan memberi perhatian khusus kepada Pasifik selama presidensi Indonesia di G20 tahun depan dan mengatakan bahwa perwakilan dari negara Pasifik akan diundang dalam KTT G20, Oktober mendatang.

Preisden juga mengatakan bahwa Selandia Baru adalah mitra penting Indonesia di Pasifik dan meminta agar kemitraan tersebut dapat terus diperkuat.

Di akhir pertemuan, Presiden menghadiahi Menlu Mahuta sebuah Noken yang dibeli Presiden saat kunjungan terakhir di Papua, dan menjelaskan proses membuat Noken yang dibeli dari pasar di Papua.

Sementara itu ditempat yang sama, Menteri Luar Negeri dalam keterangannya mengatakan bahwa ini adalah kunjungan pertama Menlu Mahuta ke luar negeri sebagai kapasitas Menteri Luar Negeri Selandia Baru.

Menurut Menlu Retno, Indonesia dan Selandia Baru telah miliki kemitraan komprehensif sejak tahun 2018, dimana kemitraan ini menjadi fondasi kuat dalam upaya kedua negara untuk terus tingkatkan kerja sama termasuk ditengah pandemic covid19.

Menurut Menlu Retno, Indonesia dan Selandia Baru telah memiliki kemitraan komprehensif sejak 2018. Kemitraan ini telah menjadi fondasi kuat dalam upaya kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama, termasuk di masa sulit di tengah pandemi Covid-19.

Ndut ucapkan selamat datang di Indonesia kepada Menlu Mahuta semoga anda dapat menikmati keindahan Jakarta yang penuh dengan kemacetan dan keramah tamahan warganya.

Kita tahu bagiamana produk dari Selandia Baru menjadi bagian hidup dari warga Indonesia terutama produk turunan susu yang sering dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa Indonesia belum lagi yang lainnya.

Ndut berharap kemitraan dan keharmonisan antara Indonesia dan Selandia Baru dapat terjalin erat lagi di saat masa sulit karena pandemi covid19 yang tidak menentu kapan berakhirnya dan saling menguntungkan serta kemakmuran bagi kedua negara.

Kita nantikan kerja sama kedua negara dari hasil kunjungan Menlu Selandia Baru ini.