Rabu, 03 November 2021

Kenalan Dengan Hara dan Wara, Maskot Perpanas Papua 2021

Istimewa

31121,  11:35  - Keberadaan maskot dalam setiap perhelatan olahraga ibarat sayur kurang garam. 

Sebesar apapun kegiatan olahraga itu digelar jika tidak disertai kehadiran maskot sebagai sosok pengingat, maka serasa ada yang hilang.

Sebagaimana ndut baca pada laman info public, keberadaan maskot pun ikut menyemarakkan Pekan Paralimpiade Nasional 2021 di Papua.

Seperti juga Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar beberapa pekan sebelumnya di Bumi Cenderawasih, Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI di Papua ikut mengangkat satwa endemik sebagai latar belakang maskot.

Jika pada PON Papua lalu, burung cenderawasih (Paradisaeidae) dan kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus pulcherrimus) dijadikan maskot bernama Drawa dan Kangpho, maka untuk Peparnas yang akan berlangsung pada 2-15 November 2021, dipilih satwa burung kasuari.

Satwa bernama Latin Casuarius ini dipilih karena mencerminkan motivasi hidup pantang menyerah dalam situasi apa pun, bertanggung jawab, mandiri, dan kecepatan untuk merespons setiap peluang dan kesempatan.

Hewan ini memiliki sejumlah makna mendalam ketika menjalani kehidupannya di alam Papua.

Kasuari jantan mampu mengambil fungsi si betina untuk mengerami telur dan membesarkan anaknya. Mereka sanggup berkomunikasi dengan suara berfrekuensi rendah.

Tidak seperti burung pada umumnya, kasuari dewasa mampu tumbuh dengan ukuran tubuh hingga 1,5 meter dan bobot mencapai 60 kilogram.

Seekor kasuari juga mempunyai keterbatasan. Ia tidak bisa terbang layaknya seekor burung karena ukuran sayap jauh lebih kecil dibandingkan tubuhnya. Hewan ini banyak mendiami kawasan hutan-hutan di pegunungan Papua.

Ia mengimbangi keterbatasannya dengan struktur sepasang kaki besar dan kokoh. Terdapat tiga kuku menyerupai cakar-cakar besar dan tajam di jari kaki. Kaki-kaki kokoh kasuari dipakai untuk berlari kencang dengan kecepatan hingga 50 kilometer per jam menembus rimbunnya hutan agar terhindar dari predator.

Kaki-kaki kekar kasuari juga menjadi senjata sangat ampuh untuk menendang para pengganggunya.

Kaki besarnya itu kerap dipakai untuk melompati celah selebar 1,5 meter atau dijadikan alat kayuh paling andal ketika berenang menyusuri sungai atau laut. Terdapat semacam tanduk di kepala untuk melindunginya dari rintangan kayu pohon ketika berlari di rimbunan pohon.

Hampir semua suku di Papua, baik di pegunungan atau pesisir pantai memiliki nama tersendiri untuk kasuari. Begitu juga masyarakat Tobati, suku asli Kota Jayapura dan Suku Asei di Kabupaten Jayapura.

Orang Tobati menyebut kasuari dengan nama Htwar, sedangkan masyarakat Asei menamainya Augangge. Bulu-bulu kasuari yang lebat dan didominasi warna hitam acap dijadikan pelengkap aksesoris adat kedua suku.

Karena itu pihak Panitia Besar Peparnas mempunyai cara unik untuk mengangkat kasuari sebagai maskot. Tidak hanya satu, melainkan sepasang kasuari, yakni jantan dan betina dibuatkan maskotnya. Maskot kasuari jantan dinamai Hara dan Wara untuk maskot betina.

Nama Hara dan Wara diambil dari gabungan kata panggilan kasuari di Suku Tobati dan Asei.

Keduanya digambarkan memakai seragam dengan motif angka 16 mencerminkan pelaksanaan Peparnas untuk ke-16 kali.

Kemudian di bagian dada terkalung noken ukuran kecil. Noken merupakan tas tradisional Papua yang terbuat dari serat kayu dan telah menjadi warisan budaya dunia takbenda oleh UNESCO.

Tak hanya maskot, unsur-unsur budaya lokal seperti rumah adat honai dan alat musik pukul tifa ikut mewarnai simbol-simbol Peparnas 2021. "Sehati Mencapai Tujuan, Ciptakan Prestasi" menjadi tema sentral Peparnas Papua.

Semoga kehadiran Hara dan Wara mampu menambah kemeriahan Peparnas pertama di provinsi paling timur dari Indonesia. Torang Bisa!


Jenderal Andika Perkasa, Panglima TNI Baru

31121, 11.36 – Teka-teki siapa yang menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto terungkap semua, setelah surat presiden kepada DPR diterima oleh Ketua DPR, Puan Maharani.

Sebagaimana yang ndut kutip dari berbagai sumber, dalam surat tersebut presiden mengajukan Jenderal TNI Andika Perkasa  S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D sebagai Panglima TNI yang baru.

Lantas siapa Jenderal Andika Perkasa, pria kelahiran 21 Desember 1964 yang saat ini menjabat Kepala Staff TNI AD sejak 22 November 2018.

Andika lulusan Akmil tahun 1987 memulai karir militernya  perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun, dan setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha;

Pernah jabat Sekretaris Pribadi (Sespri) Kepala Staf Umum (Kasum) TNI pada 2010, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta (2011), Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera, Kodam I/Bukit Barisan pada 2012, Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad) (2013)

Sebelum menjadi Kepala Staff, Andika menjabat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad) pada 2018 dan ditahun sama menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Bahkan sempat menduduki sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Preisden ditahun 2014 saat Joko Widodo menjadi Presiden.

Pemegang brevet komando pasukan khusus ini adalah menantu dari mantan kepala BIN, A.M. Hendropriyono.

Ndut mengapresasi dengan apa yang disampaikan Jokowi kepada DPR soal pemilihan Panglima TNI yang baru menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Kita tahu dalam beberapa bulan belakang muncul isu dua jenderal yang bersaing dari dua matra darat dan laut dengan rekam jejak yang mendekati kenyataan dan segala hitung matematikanya.

Ndut berharap kedepannya, TNI dibawah komando Jenderal Andika dapat lebih sinergi dengan Polri dan dapat menyelesaikan PR di era Marsekal Hadi seperti konflik di Papua dan juga masalah kesejahteraan prajurit serta modernisasi alutsista ditengah isu internasional seperti isu Laut China Selatan.

Kita nantikan persetujuan DPR dalam hal fit and proper test, dan semoga TNI lebih maju ditangan komando Jenderal Andika.