11121, 05.35 - Sebagai payung besar bagi pemenuhan hak-hak
pembangunan yang berkelanjutan (SDGs), target SDGs harus makin diperjuangkan
pascapandemi COVID-19 ini.istimewa
Akibat pandemi, kemiskinan ekstrem dunia
kembali meningkat dari yang semula diharapkan 7,5 persen di 2021, naik kembali
ke 9,4 persen.
Dilansir dari laman presidenri.go.id,
terganggunya rantai pasok global bukan hanya menggoyahkan kebutuhan industri,
tetapi juga mengganggu stabilitas kebutuhan dasar, termasuk pangan, terutama di
negara-negara berkembang.
Saat berpidato pada sesi KTT G20 yang
membahas tentang pembangunan berkelanjutan di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu
(31/10/2021). Presiden Joko Widodo mendorong agar negara-negara G20 melakukan
sejumlah upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau
SSGs.
Upaya bersama tersebut yaitu pertama,
menggalang solidaritas untuk membantu negara dan masyarakat yang paling rentan.
Menurut Presiden Jokowi, inisiatif debt
service suspension serta tambahan alokasi SDR senilai USD650 miliar menjadi
langkah penting untuk memberi ruang kebijakan bagi negara berpendapatan rendah
dan menengah untuk berkonsentrasi melawan pandemi.
Kedua, memperkuat kemitraan global untuk
membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang. Financing gap
yang melebar dari USD2,5 triliun per tahun menjadi USD4,2 triliun per tahun,
harus menjadi perhatian serius.
Ketiga, meningkatkan kemampuan adaptasi dan
ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan, terutama di
sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan
implementasi pembangunan.
Seperti diketauhi, PBB mencatat setidaknya
8 negara berada di tingkat risiko sangat tinggi dan 40 negara risiko tinggi
bagi lost generation, terutama karena menurunnya kesempatan belajar dan
lapangan pekerjaan. Menurut Presiden Jokowi, Indonesia telah mengembangkan
kebijakan yang meningkatkan adaptasi sektor pendidikan dan memberikan
perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan dan kehilangan pekerjaan.
Ndut apresiasi dengan Presiden yang sedari
dulu concern dengan isu tujuan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari
MDGs pada tahun 2009 lalu dimana sekarang ini mengancam negara ditambah pandemic.
Tujuan pembangunan berkelanjutan sendiri
adalah program kelanjutan dari Millenium Development Goals yang telah habis
pada 2015 lalu dan menciptakan SDGs yang akan berakhir pada 2030 mendatang
dengan 17 tujuan salah satunya adalah pengentasan kemiskinan dan pelayanan Kesehatan
yang memadai .
Ndut berharap Indonesia bisa konsisten
dalam menjalankan SDGs ini dinegara atau memberikan contoh kepada negara lain
agar program PBB sesuai target dan tidak molor lagi hingga ke tahun selanjutnya
yang semakin parah.
Perlu adanya kerjsama antar negara dan
lintas sector dalam pemenuhan kebijakan dari SDGs ini supaya rakyat sejahtera
dan negara pun bisa Makmur dengan capaian yang Sudah disepakati oleh puluhan
negara di markas besar PBB.
Kita nantikan wujud nyata dari SDGs dalam
forum G20 dimana Indonesia sebagai ketua agar negara tengah maju dapat berkontribusi
dalam hal pengentasan kemiskinan dan aksi lingkungan serta kesetaraan gender.