Kamis, 16 Mei 2024

Indonesia (Belum) Berdaulat Digital

16524, 23:59 – Untuk pertama kalinya kembali sejak terakhir pada tahun 2014 lalu w mengikuti kegitan dalam skala nasional.

Iya w mengikuti kegitan the 14th PANDI Annual Meeting dengan mengambil tema Indonesia Berdaulat Digital yang berlangsung di Hotel mewah Ritz Carlton, Mega Kuningan pada hari ini hingga besok sore.

W pun datang ke Hotel Ritz Carlton pun sekitar 08.30 atau setengah jam dari jadwal yang dirancang oleh PANDI pada pukul 09.00 WIB dengan agenda acara pembukaan oleh Menteri Kominfo, Budi Arie Setiadi.

Cukup lama w menunggu di ballroom hotel ini, namun sejalan waktu banyak peserta yang mulai berdatangan setidaknya ada dua kampus yang w lihat ikut serta dimana kampus pertama berbasis agama abis yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan.

Serta yang satu lagi adalah kampus yang berlokasi di Meruya, yang sempat mengirimkan info PPMB ke WA W tanpa pernah menjawab pertanyaan w darimana mereka mendapatkannya.

Selain dari kampus ada pula para personel Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI yang hadir karena narasumber yang hadir nantinya adalah dari Kemhan dan Lemhanas.

Namun bukan Indonesia kalau tidak keluar penyakitnya yaitu norak dan kampungan, sorry to say w bilang seperti itu dan terbukti kok, ketika nunggu acara disediakan sarapan ala kadarnya.

Namun ya namanya (maaf) orang Indonesia masuk Hotel ternama dan internasional pula ya keluarlah kampungannya, tanpa perlu w jelaskan seberapa kampungan mereka namun bisa dipastikan seperti itu.

Seperti membawa makanan berupa kue kue melebihi piringnya dan tidak habis ( ndak inget apa kalo masih banyak teman teman dan saudara kalian di wilayah Terluar, Terdalam dan terdepan yang masih bertanya apakah hari ini saya makan atau tidak!)

Itu baru pagi, lalu bagaimana siang ? lebih parah ! hotel sekelas Internasional kekurangan piring dan habis makanan sementara peserta banyak yang tidak kebagian !

Beruntung dan bersyukur w masih dapat walaupun sedikti mengais ngais kuah dari lauk yang disajikan seperti yang ambil gambarnya.

Dan w pun bertanya sendiri dalam hati, ini panitia tidak menghitung kembali jumlah peserta dan mengonfirmasikan ke pihak hotel atau bagaimana ? karena banyak yang tidak dapat makanan.

Sementara ya kembali lagi, muncul lagi norak dan kampungan yang mungkin sudah menjadi budaya kita, dimana W menemukan banyak sekali piring dengan makanan yang tersisa cukup banyak !

Ini menjadi Pelajaran bagi kita semua agar cobalah kurang kurangi norak dan kampungan kalian ketika berada dalam acara di tempat yang nota bene internasional jangan bikin malu bangsa dan negara lah !

Okelah kita tinggalkan soal norak dan kampungan dari para peserta yang kebanyakan nyari makan siang gratis tersebut (kayak program bapak itu ya yang lagi pusing nyari duitnya dari pos APBN yang mana ya  #eaaa)

Apakah Indonesia sudah berdaulat digital saat ini ? menurut w belum sepenuhnya berdaulat kenapa ? karena kita masih bergantung pada asing terutama China.

Dalam hal penggunaan domain nama saja, w baru tahu kalau presentasinya cukup kecil yaitu 0,3 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau pengguna internet di negeri ini atau secara angka sekitar 170 juta.

Domain dalam hal ini adalah nama website yang berakhiran (dot) ID bukan (dot) com ya ternyata kecil sekali.

Coba bila kita lihat Australia sebagiaman dipaparkan oleh John Sihar Simanjuntak (sama pula marganya sama w hadeuh..)  dimana negara kangguru tersebut empat juta domain berbanding 25-30 juta penduduknya.

Belum lagi di Jerman yang mencapai 17 juta dari 80 juta penduduknya, jadi kita sangat kecil sekali.

Padahal dengan menggunakan domain (dot)ID berarti kita telah menjaga kedaulatan dari ranah digital yang semakin hari semakin massif.

Lalu apa yang membuat domain (dot)ID belum dilirik oleh masyarakat yang W lihat sich pertama mungkin kurangnya literasi atau melek digital dari para masyarakat kita akan teknologi walaupun tidak dipungkiri kita pengguna sosial media tertinggi di dunia.

Kemudian harga dari domain itu sendiri mungkin untuk biaya hosting atau penyimpanan datanya yang masih terlalu mahal dilihat oleh masyrakat kita ditambah mungkin adanya kurang percaya dengan produk dalam negeri mungkin sistem keamanannya.

Seperti apakah aman web site Perusahaan saya dari peretasan dan pencurian data atau lainnya ?

Selain itu biaya belanja dari penyedia internet pun juga yang cukup mahal sehingga belum bisa memberikan harga murah kepada konsumen dalam hal domain, ini asumsi w aja sich.

Selain domain (dot)ID yang masih kurang dilirik oleh masyrakat Indonesia, persoalan lainnya yang ditangkap dari pertemuan ini adalah soal infrastruktur penunjang kedaulatan digitalnya.

W baru tahu di forum ini kalau Base Tranceiver Station atau dikenal dengan BTS (bukan grup Idol ya) kita yang berjumlah 610,581 buah ini belum bisa tembus hingga ke Kecamatan atau desa yang ada di Indonesia.

Hal ini berbanding dengan jumlah pengguna internet pada 2024 sekitar 221,5 juta orang dari 270 juta jiwa penduduk Indonesia.

Jadi perlu peningkatan lagi terutama pelayanan BTS harus bisa sampai ke desa agar banyak desa sudah bisa masuk internet, sehingga wilayah Indonesia dapat dikenal luas lagi tidak hanya soal Bali dan Bali lagi.

Itu baru infrastruktur lalu bagaimana dengan kejahatan siber atau serangan siber yang sekarang lagi marak, dalam forum ini w baru tahu kalau ada sekitar 74 juta anomali trafik mulai dari Januari hingga Mei 2024 dan ini bisa bertambah lagi.

Dan parahnya adalah lebih dari 44 juta aktifivasl malware jadi segera proteksi segala yang berbau internet di kalian terutama password kalian dibuat lebih kuat lagi

Dan ini menjadi tantangan sendiri bagi negeri kita dalam menghadapi perang sesungguhnya yang bukan lagi angkat senjata namun lebih kepada perang teknologi dan serangan malware.

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara, BSSN Slamet Aji Pamungkas, dan juga Kepala Pusat Pertahanan dan Siber Kemhan, Brigjen Tri Rana Subekti

Selain itu juga dalam forum ini dibahas mengenai judi online dimana ndut setuju dengan ucapan dari Samuel Abrijani Pengerapan dari Kominfo yang mengatakan bahwa Judi Online ini dimasukkan dalam kategori TPPU, Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kenapa ? karena kalau judi saja, banyak negara seperti Kamboja, Philipina yang melegalkan Judi sehingga kita tidak bisa proses hukum, namun kalau pake TPPU negara dan personel polisi kita bisa menangkap dan memproses hukumnya para pelaku.

Kominfo pun tidak tinggal diam karena keterbatasan soal itu dengan cara pemblokiran namun itu saja tidak cukup karena hanya membatasi ruang gerak bukan mengeliminasi secara penuh.

W pun akhirnya mengikuti acara ini hingga sesi kedua saja dan yang ketiga yaitu soal Berdaulat Digital Melalui Ekosistem Bisnis dan Teknologi mengingat waktu juga dan kendaraan umum yang akan w gunakan menunju rumah ditambah jam rawan macet.

Sebelum pulang w pun mampir ke booth yang ada di sana, kebetulan ada booth yang menyediakan promo harga domain beragama (Dot)ID dengan harga Cuma Cuma namun kembali lagi yang mahal adalah hosting atau penyimpanan datanya.

Walau murah namun dihitunganya bukan per tahun namun per bulan inilah yang mungkin masih jadi permasalahan yang terjadi.

Setelah melihat booth dan lengkap sudah stemple dari booth tersebut, w putuskan pulang pukul 15.30 dari Hotel Ritz Carlton setelah menukarkan 6 stempel dari tiap tiap booth yang ada disana untuk ditukarkan dengan merchandise menarik yaitu kipas angin tangan dengan kabel USB-C dan perangkat alat tulis serta gantungan

Ketika nyampe di pintu keluar Hotel, nampak saja suara gemuruh yang ternyata berasal dari suara demo teman teman dari kawasan Timur Indonesia yang sedang demo entah apa yang membuat mereka demo.

Tapi aneh aja demo cuma modal toa sama sekitar 15 orang orang saja, demo apaan itu, petugas yang jaga pun hanya bisa mengamati saja dengan santai sembari memeriksa barang bawaan tamu yang lewat di jalur pejalan kaki.

Itulah kegiatan w selama sehari ini, dan terima kasih yang telah membacanya, nantinya kisah selanjutnya ya…

Mega Kuningan, Mei 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar