Jumat, 19 April 2024

Amerika Serikat Gunakan Vetonya, PBB Gagal Akui Negara Palestina

19424, 07:25 – Amerika serikat menggunakan hak vetonya di DK PBB untuk hentikan PBB untuk akui negara Palestina sebagai keanggotaaan penuh di organisasi tersebut.

Amerika Serikat veto rancanan resolusi tersebut yan rekomendasikan kepada Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara agar Palestina diterima sebagai anggota PBB.

Swiss dan Inggris memilih abstain sedangkan 12 negara anggota dewan lainnya berikan suara setuju.

Menurut Wakil Dubes AS untuk PBB Robert Wood mengatakan bahwa negaranya terus mendukung solusi dua negara, pemungutan in tidak mencerminkan penentanganya terhadap kenegaraaan Palestina.

Namun pengakuan tersebut hanya akan datang negosiasi langsung antara kedua belah pihak.

Akibat vetonya Amerika Serikat soal resolusi ini membuat Presiden Palestina Mahmoud Abbas kutuk veto AS dalam sebuah penyataan yang disebut tidak etis, tidak dapat dibiarkan dan tidak adil.

Usai pemungutan suara dihadapan dewan, Dubes Palestina untuk PBB, Riyad Mansour katakan bahwa fakta dari resolusi ini tidak lolos tidak akan patahakan tekad kami dan tidak akan mengalahkan tekad kami.

Dubes Riyad Mansour juga katakan batalnya keanggotaan Palestina di PBB tiak akan berhenti dalam upaya mereka terus mengajukan kepada anggota DK PBB.

Dorongan Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB muncul enam bulan ketika perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, dan Israel perluas pemukiman di Tepi Barat yang diduduki dimana oleh PBB dianggap Ilegal.

Vetonya Amerika Serikat di sidang DK PBB menuai pujuan dari sekutu sejatinya, Menteri Luar Ngeri Israel, Israel Katz.

Sementara itu Dubes Isreal untuk PBB Gilad Erdan ketika berbicara kepada 12 anggota dewan yang berikan suara mendukung keanggotaan PBB mengatakan bahwa dirinya sangat menyedihkan karena suara mereka hanya akan menguatkan penolakan atas Palestina dan membuat perdamaian menjadi hampir mustahil terjadi.

Seperti diketahui, Palestina saat ni merupakan negara pengamat non anggota, sebuah pengakuan fakta tas kenegaraan yang diberikan oleh Majelis Umum PBB pada 2012.

Namun permohonan menjadi anggota penuh PBB harus disetujui oleh DK PBB serta setidaknya dua pertiga dari Majelis Umum.

Menurut Dubes Inggris untuk PBB, Barbara Woodward dihadapan dewan mengatakan bahwa piuhaknya percaya bahwa pengakuan kenegaraan Palestina seharunya tidak adatang di awal proses baru namun juga tidak harus di akhir proses.

Namun harus dimulai dengan perbaiki krisis yang ada di Gaza. Sementara itu Dubes Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama sebelum pemungutan suara katakan bahwa penerimaan Palestina di PBB akan memperkuat bukan melemahkan solusi daua negara.

Dubes Amar Bendjama juga menambahkan bahwa perdamainan akan datang dari keikutsertaan Palestina bukan pengucilannya.

DK PBB telah lema mendukung visi dua negara yang hidup berdampingan dalam perbatasan yang aman dan diakui.

Palestina inginkan sebuah negara di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza yang mana semua wilayah tersebut direbut oleh Israel pada 1967.

Hamas sendiri kutuk akan sikap Amerika Serikat dalam sebuah penyataan dan serukan kepada masyarakat internasional untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dan hak mereka yang sah untuk menerukan nasib mereka.

Seperti diketahui, Israel melalukan pembalasan terhadap Hamas di Gaza atas serangan 7 Oktober di Israel bagian Selatan yang dipimpin oleh kelompok militant tersebut.

Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang disandera dalam serangan tersebut, dan Otoritas kesehatan Gaza dalam laprannya mengatakan bahwa Israel telah tewaskan hampir 34,000 orang dalam serangan di wilayah tersebut sejak 7 Oktober lalu.

Vetonya Amerika Serikat atas keanggotaan Palestina di PBB membuat Sekjen PBB Antonio Guterres  mangatakan  bahwa kegagalan untuk membuat kemjuan menuju solusi dua Negra hanya akan meningkatkan volatilitas dan risiko bagi ratusan juga orang di sluruh wilayah yang terus hidup bawah ancaman kekerasan yang terus menerus. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar