Jumat, 22 Maret 2024

Usulan Amerika Serikat Mengenai Gencatan Senjata Gaza di DK PBB Digagalkan oleh Rusia Tiongkok

22324, 22:19 – Sia sia sudah usaha Amerika Serikat dalam menengahi perang Israel Hamas melalui draf Resolusi gencatan senjata di Gaza dalam forum DK PBB, karena di veto oleh Rusia dan China.

Rusia dan China pada Jumat 22 Maret 2024 menveto rancangan resolusi DK PBB yang dipimpin Amerika Serikat mengenai gencatan senjata di Palestina.

Alasan Rusia memveto dengan menuduh Amerika Serikat melakukan tontonan yang munafik karena negara Joe Biden ini tidak menekan Israel sebagai sekutu utamanya.

Seperti diketahui, Amerika Saerika telah memveto seruan gencatan senjata namun kini malah ajukan resolusi untuk kali pertama mendukung pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan.

Mengenai hal ini, Rusia dan China langsung menggunakan hak veto yang mereka punya, sementara Aljazair juga menentang dan Guyana putuskan bersikap abstain.

Sementara 11 anggota DK PBB lainnya berikan suara mendukung termasuk anggota tetap dewan ini yaitu Prancis dan Inggris.

Terkait dengan vetonya, Dubes Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzia katakan bahwa Amerika Serikat tidak melakukan apapun untuk mengekang Israel.

Rusia pun mengejek Amerika Serikat karena berbicara mengenai gencatan senjata usai Gaza hampir terhapus dari peta dunia serta muka bumi.

Dubes Vasily juga menambahkan bahwa produk Amerika ini sangat dipolitisasi dengan satu satunya tujuan untuk permainkan para pemilih dan berikan mereka pukulan dalam penyebutan gencatan senjata di Gaza.

Resolusi tersebut akan menjami impunitas Israel namun kejahatannya bahkan tidak dibahas dalam rancangan draf tersebut.

Rancangan yang diajukan Amerika Serikat pun tidak secara eksplisit menurut agar Israel segera akhiri serangan di Gaza.

Dengan bahasa yang halus, rancangan tersebut tentukan pentingnya gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan.

Rancangan draf resolusi tersebut kaitan gencatan senjata dengan perundingan yang sedang berlangsung yang dipimpin Qatar dengan dukungan Mesir dan tentu saja Amerika Serikat untuk segera hentikan perang dengan imbalan pembeasan sandera oleh Hamas.

Sementara itu, Dubes Zhang Jun, perwakilan Tiongkok katakan rancangan tersebut menghindari isu paling sentral yaitu gencatan senjata dengan bahasa yang ambigu atau mengambang.

Resolusi ini menurut Dubes Zhang Jun tidak berikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai realisasi gencatan senjata dalam waktu jangka pendek.

DK PBB pada Jumat 22 Maret 2024 ini akan pertimbangkan resolusi lain yang serukan gencatan senjata segera di Gaza.

Terkait drafnya yang diveto Rusia dan China, Dubes AS untuk PBB Linda Thomas Greenfield sudah mencium adanya penolakan draf yang mereka sodorkan dimana akan membahayakan pembicaraan yang tengah berlangsung mengenai pembebasan bersyarat.

Dubes Linda Thomas Greenfield mengatakan dengan adopsi resolusi tersebut, DK PBB bisa berikan tekanan pada Hamas untuk menerima kesepakatan yang sudah ada.

Wanita kelahira 22 November 1952 ini juga menyebutkan bahwa veto dari Rusia dan Tiongkok sama sekali tidak ingin memberikan suara pada resolusi yang ditulis oleh Amerika Serikat.

Bahkan mantan asisten Menlu Amerika Serikat untuk urusan Afrika ini mengatakan Rusia dan Tiongkok tidak melakukan apa pun secara diplomatis untuk majukan perdamaian abadi atau tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap tanggap kemanusiaan.

Dalam pembelaannya, Tiongkok, Rusia dan Aljazair mengatakan bahwa resolusi yang dibawa Amerika Serikat harus menghentikan ancaman serangan Israel di Rafah, dimana tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari ancaman Israel.

Amerika Serikat sendiri secara terbuka menantang operasi Israel di Rafah, namun PM Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat 22 Maret 2024 bersumpah untuk melakukan hal tersebut tanpa ada dukungan dari Menlu Blinken yang melakukan tur regionalnya ke Timur Tengah salah satunya ke Israel ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar