Senin, 29 Januari 2024

Mengenal Lebih Dekat dengan Kebajoran Kota Setelit Batavia

instagram.com/komunitashistoria
29124, 21:00 – kembali lagi w melakukan jalan jalan bersama Komunitas Historia Indonesia dan kali ini akan mengeksplore tentang Kebajoran yang pernah menjadi Kota Satelit jaman Batavia.

W pun keluar rumah pukul 05.50 dikarenakan dari pukul 23.30 malam sudah turun hujan dan hujannya parah banget dach ditambah pukul 03.00 hujan turun lagi sampai w berangkat.

W pun tiba di Halte Masjid Agung pukul 06.53 dan melakukan perjalanan menuju Taman Mataram yang sedikit keliru, pikir w taman mataram yang ada tulisannya ternyata yang berada di dekat jalan besar.

Sesampainya disana ternyata ada beberapa peserta juga sedang menunggu panitia dan singkat cerita karena terjebak dengan hujan maka ka Arief pun datang pukul 08.00.

Setelah berbasa basi dan perkenalan sejenak, perjalanan dimulai dari Taman Mataram sendiri yang ternyata dulunya adalah SPBU atau Pom Bensin.

Kebayoraan sendiri berasal dari bahasa Betawi yang artinya Kebayuran yang artinya tempat penyimpanan kayu bayur, kayu bayur sendiri dianggap sangat kuat dan tahan terhadap serangan rayap.

Kebayoran sendiri sudah ada dalam peta tahun 1883, namun 1945 Hindia Belanda menjadikan Kabayoran sebagai Kota Satelit yang lengkap dengan pertokoan hingga pusat hiburan.

Ada macam blok yang menghiasi wilayah Keboyoran ini seperti Gereja GPIB Effatha yang terletak di Blok B, pasar Mayestik di Blok E

Bicara taman Mataram di sini ada patung kosmonout Soviet yang pernah menjadi manusia pertama di rungan angkasa selama 108 menit dan sekali mengelilingi orbit bumi pada 12 April 1961 dengan menggunakan Wahana Vostok 1 siapa kah dia ?

Beliau adalah Yuri Alekseyevich Gagarin, atas prestasi tersebut dirinya mendapatkan penghargaan tertinggi kelas II dari Ir Sukarno pada Juni tahun 1961.

Patung ini berdiri pada tahun 2021 dengan ditandatangani oleh tiga pejabat yaitu Gubernur DKI kala itu Anies Baswedan, Dubes Rusia H.E. Mrs Lyudmila Vorobieva dan H.E. Mr Mahendra Siregar selaku Wamenlu RI.

Patung Yuri Gagarin ini dibuat oleh A.D. Leonov pada 2019 dan terbuat dari bahan perunggu dengan berat 500 kg dan tinggi 282 cm.

Patung Yuri Gagarin ini dihibahkan pemerintah dan rakyat Federasi Rusia kepada Pemerintah dan rakyat Indonesia dalam rangkat 70 tahun hubungan diplomatic kedua negara dan juga rasa persahabatan kedua negara.

Usai dari taman Mataram, kami pun berjalan menyusri jalan dan berhenti pertama di komplek Masjid Agung Al Azhar

Siapa yang tidak kenal Masjid Agung Al Azhar ini, sejarahnya adalah bentuk inisiasi dari 14 tokoh partai Masyumi Baru.

Atas anjuran Menteri Sosial kala itu, Sjamsuddin Sutan Makmur, ke 14 tokoh partai Masyumi Baru ini mendirikan Yayasan Pesantren Islam yang akan menaungi masjid dan sekolah.

Pemerintah DKI Jakarta sendiri menghibahkan tanah yang sekarang menjadi komplek Masjid Agung Al Azhar seluar empat hektar di pinggiran Kabayoran Baru.

Menariknya, seorang ulama dan aktivis Islam Buya Hamka ikut sumbang saran agar sebuah masjid dibangun masjid dengan kantor terlebih dahulu ketimbang sekolah.

Alasan Buya Hamkah kala itu, agar Masjid tetap beraktivitas penuh termasuk kelas pendidikannya.

Dengan dasar itulah pada 19 November 1953 dimulailah pembangunan masjid dengan kantor dan ruang rapat hingga selesainya pada tahun 1958.

Setelah membangun masjid dan ruangan serta kantor barulah dibangun untuk pendidikan sekolah yang pertama adalah Taman Kanak Kanak (TK) pada 1967 hingga Universitas Al Azhar pada tahun 2000

Lalu Kenapa namanya Al Azhar, sebagai info yang w baca di berbagai sumber ini adalah pemberian dari Imam Besar Al Azhar Syekh Mahmud Syaltut dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia.

Dirinya mengusulkan hal itu sebagai pengakuan atas peran dan ketokohan dari Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo a.k.a Buya Hamka.

Masjid Al Azhar ini pun sudah tercatat sebgaai cagar budaya lewat Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Nomor PM 13/PW.007/MKP/05 dan juga SK Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993

Di komplek ini terdapat puun korma namun tidak berbuah karena tidak cocok ditanam di wilayah lembab dan basah karena harus di wilayah kering.

Ada fakta sejarah dimana Buya Hamkah pernah ditangkap oleh aparat usai mengisi kegiatan ceramah di Masjid Al Azhar dengan tuduhan makar.

Usai dari Masjid Al Azhar kami pun beranjak keluar dan menuju depan Kantor ASEAN dimana dulunya bernama CSW atau yang sekarang dikenal sebgaai Cakra Selaras Wahana

CSW sendiri adalah Centrale Stichting Wederopbouw atau dikenal dengan CSW, sebuah Yayasan yang dibentuk oleh pemerintah Kotapraja pada 1 Juni 1948,

Yayasan ini bertugas sebagai pelaksana kota baru di Onderdistrict Kebajoran Ilir bersamaan dengan itu dimulai lah dengan pembangunan kota baru Kebajoran.

Usai terjadi pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, CSW berganti nama menjadi Jajaran Pemugaran Pusat.

Wilayah ini dirancang oleh H. Moh Soesilo pada tahun 1948 dimana Soesilo sendiri adalah murid Thomas Karsten, seorang arsitek Hindia Belanda yang ikut merancang kota Bandung, Malang dan Bogor pada masa penjajahan.

Konsepnya adalah Kota Taman dimana ruang terbuka hijau sebagai ruang milik publik mendapatkan perhatian khusus.

Kantor CSW ini dulunya berada di antara Kantor PLN, ASEAN dan Kejaksaan Agung yang sekarang menjadi Halte transit besar Transjakarta.

Lanjut ke pusatnya anak gaul Jakarta dan juga Jakarta Selatan saat ini apalagi kalo bukan M Bloc Space.

Tempat ini dulunya adalah gudang dari Perusahaan Uang Negara atau Peruri yang berdiri pada tahun 1955 terbengkalai dan bak rumah hantu pada 1995 Peruri pun berpindah ke Karawang.

Pada akhirnya di tanggal 26 September 2019 komplek ini berubah menjadi tempat ajang kreativitas anak muda.



Bangunan dari perumahan Peruri ini tetap dilestarikan walaupun kondisinya yang w lihat agak suram dan tidak terawat namun mungkin hal otentik itu kali ya yang dijual kepada wisatawan asing.

Pada bagian belakang terdapat mesin mesin yang dipakai oleh Peruri kala itu misalnya terdapat mesin penghitung uang koin, kemudian ada mesin potong kertas, timbangan.




Usai dari ruang museum ini terdapat auditorioum untuk menggelar acara kreativitas anak muda atau konser.

Konsep M Bloc ini diprakarsai oleh sejumlah anak muda seperti Handoko Hendroyono, Jacob Gatot Sura, Lance Mengong, Mario Sugianto, Wendi Putranto dan tentunya Musisi legendaris Glenn Fredly.

Bentuk bangunan tersebut yang ada di belakang tetap dijaga bahkan bentuk pemasangan batu batanya pun sangat berbeda dengan jaman sekarang.

Usai dari M Bloc Space kami pun berjalan sembari berhujan ria karena hujannya tidak mau berkompromi.

Kami pun masuk ke terminal paling legendaris di Jakarta yaitu terminal Blok M, namun sebelum masuk w melihat ada sebuah bus yang cukup w kenal yaitu bus pemain dari sebuah tim yang cukup dikenal di tanah Pulau Garam.

Tiada lain tiada bukan adalah bus tim Madura United yang terparkir di pintu masuk terminal Blok M, asusmsi w kalo ada bus tim berarti ada pemain Madura Unitednya donk tapi dimana mereka menginap ?

Apakah sedang menggelar latihan jelang pembukaan putaran kedua BRI Liga 1 ? mungkin saja.

Kembali ke terminal Blok M, adalah terminal kelas 2 di wilayah Jakarta dimana jaman dahulu terdapat Bus tingkat, Metromini dan Kopaja serta PPD hingga akhir masanya pada 2018.

Blok M sendiri adalah kawasan bisnis dan perbelanjaan yang terdapat di Kebayoran Baru dimana segala macam hal ada di wilayah ini, bahkan kalau pagi ada pasar subuh dan sore ada warung lesehan.

Blok M sendiri ternyata ada kepanjangan dari Bakal lokasi Mejeng. Bicara Blok M tidak lepas dari cerita cerita masa lalu yang alami masa keemasan pada tahun 80-90an.

Dimana lokasi ini menjadi tempat cabut para anak sekolah se jabodetabek, selain itu pernah menjadi pusat preman dan tukang palak hingga akhirnya diberantas karena dulu ada siswa polisi yang tengah kuliah di PTIK tewas ditikam preman Blok M.

Di basementnya terdapat pusat perbelanjaan dengan hiruk pikuk dan dentuman keras lagu lagu dari Dewa 19, PowerSlave atau Musisi rock luar negeri.

Namun kini nasibnya merana dimana hanya sebagian saja toko yang buka sisanya hanya meninggalkan senyap penuh kesepian dengan rolling door yang tertutup dan jalanan koridor yang sepi.

Usai dari Blok M, kami menyusuri jalan Melawai yang terkenal dengan julukan lintas melawai pada era 80-90an.

Di Melawai ini kami melihat dari Seberang restaurant KFC yang menampilkan menu jadoel ketika mereka baru buka pertama kali di Indonesia yaitu combo classic.

Kami pun masuk ke Melawai Plaza tempat pusat hiburan dan perbelanjaan dimana dulunya terdapa pusat penyewaan video player, kemudian baju kerja dan juga ada permainan kalo sekarang dikenal seperti timezone.

Sekarang Melawai Plaza menjadi pusat emas dan perhiasan di DKI Jakarta.

Karena hujan deras, perberhentian selanjutnya yang mesti kami datangi yaitu GPIB Effatha dan makam Ade Irma Suryani harus dihentikan.

Namun ka Arief menjelaskan bahwa Gereja Effatha didirikan oleh 14 keluarga dari Maluku yang juga mantan tentara KNIL atau Koninklijk Nederlands-Indische Leger.

Sehingga mau tidak mau mereka dan ke 69 tentara KNIL ini mengembangkan agama Kristen di Batavia.

GPIB Effatha sendiri berdiri pada 17 November 1985 dan berada di wilayah Melawai I/2 Jakarta Selatan

Nah berhubung kita sudah berhenti maka Ka Arief telah menghitung langkah kita sebanyak 2,98 km dengan habiskan 3,800 langkah dengan mengurangi kalori 1.280 cal.

Akhirnya kami berpisah, w bersama tim Ka Arief, Ka Erent, Ka Erin dan Ka Milana berteduh di KFC Melawai, sembari mencicipi menu jadoel khas mereka yaitu combo Classic

Dimulai pada pukul 11.00 hingga akhirnya kami berpisah di terminal Blok M pukul 15.00, w pun sampai rumah Pukul 17.00 WIB.

Bahkan sempat berphoto dulu sebelum berpisah

Itulah keseruan w bersama tim Komunitas Historia Indonesia belajar sejarah kota Kebajoran yang terkenal dengan Kota Satelit di jaman Hindia Belanda.

Untuk materi berdasarkan ucapan Ka Arief dan w pun sedikit menambahkan dengan riset ke sana kemari lewat mbah google.

Sampai jumpa di perjalanan w lainnya…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar