10124, 12:35 – Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC pada Selasa 9 Januari 2024 mengonfirmasi tengah menyelidiki potensi kejahatan terhadap jurnalis sejak serangan Israel ke Jalur Gaza sebagai balasan terhadapa Hamas.
Serangan
yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah tewaskan puluhan jurnlais walau Palestina
sebut sudah lebih dari 100 jurnalis tewas di Gaza.
Pengajuan
ini diajukan oleh kelompok advokasi media Reporters Without Border atau RSF pada
November 2023 lalu mengatakan bahwa mereka telah mengadukan Israel ke ICC yang
berbasis di Den Haag.
Tuduhan
yang dialamatkan kepada Israel adalah kejahatan perang atas kematian jurnalis
yang mencoba meliput peristiwa tersebut.
“Kantor
jaksa Karim Khan telah meyakinkan organisasi tersebut bahwa kejahatan terhadap
jurnalis termasuk dalam penyelidikannya terhadap Palestina,” LSM tersebut
mengumumkan pada Senin.
Setidaknya
ada 79 jurnalis dan professional media dimana sebagian besar adalah warga Palestina
telah terbunuh sejak perang dimulai tiga bulan lalu sebagaimana dilansir oleh
Komite Perlindungan Jurnalis (CJP) yang berbasis di New York.
Pada
Minggu 7 Januari 2024, media Al Jazeera katakan bahwa dua jurnalis Palestina di
Jalur Gaza tewas dalam serangan Israel terhadap mobil mereka.
Hamza
Wael Dahdouh dan Mustafa Thuria yang juga bekerja sebagai perekam video untuk AFP
dan organisasi berita lainnya terbunuh sebagai yang disebut Al Jazeera sebagai
pembunuhan yang ditargetkan.
Menurut
tentara Israel, pihaknya telah menyerang seorang teroris yang mengoperasikan
drone yang menimbulkan ancaman.
Selain
itu mengetahui laporan bahwa selama seragan tersebut, dua tersangka lainnya
berada dalam kendaraan yang sama.
Namun
belakangan militer Israel mengakui bahwa keduanya adalah jurnalis dan
penggunaan drone oleh jurnalis mereka klaim sebagai aksi teror.
Usai
kematian terbaru, Kantor HAM PBB katakan pada Senin 8 Januari 2024 mengatakan
bahwa mereka sangat prihatin dengan tingginya angka kematian pekerja media di Gaza.
Perang
Gaza terjadi usai Hamas lancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 yang akibatkan lebih
dari 1.500 kematian di Israel dimana sebagian besar adalah warga sipil.
Israel
pun merespon dengan pemboman tanpa henti dan invasi darat dan udara kea za yang
telah tewaskan lebih dari 20.000 orang dimana sebagian besar adalah wanita dan
anak anak sebagaimana dilansir dari Arab News dan Kementerian kesehatan Gaza.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar