18124, 14:55 – Setidaknya membutuhkan dana sebesar USD15 miliar atau sekitar Rp234 triliun lebih untuk membangun kembali rumah rumah di Gaza.
Hal
ini disampaikan oleh Kepala Dana Investasi Palestina, Mohammed Mustafa angka
ini berasarkan skala kehancuran yang disebabkan oleh serangan yang dilancarkan
oleh Israel.
Mustafa
juga mengatakan bahwa laporan internasional menunjukkan 350.000 unit rumah
telah rusak seluruhnya atau sebagian di Gaza.
Dengan
hitungan 150.000 rumah perlu dibangun kembali dengan biaya kisaran USD100.00
per unit.
"itu
berarti $15 miliar untuk unit rumah", katanya, Rabu, 17 Januari 2024.
“Kami
masih belum membicarakan infrastruktur, kami belum membicarakan rumah sakit
yang rusak, jaringan listrik…,” katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Angka
USD15 miliar menunjukkan biaya rekonstruksi yang jauh lebih besar dibandingkan
anggaran untuk membangun kembali Gaza usai konflik sebelumnya, karena perang
belum menunjukkan akan berakhir lebih dari tiga bulan sejak 7 Oktober 2023.
Dengan
melihat perang tahun 2014 antara Hamas dan Israel yang berlangsung selama 7
minggu dan tewaskan 2.100 warga Palestina, Qatar habiskan lebih dari USD1
miliar untuk proyek perumahan dan bantuan di Gaza.
Israel
telah hancurkan sebagian besar wilayah tersebut dalam serangan yang menurut
otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah tewaskan 24.448 orang
sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Hal
ini berawal ketika kelompok Hamas memicu perang dengan menyerbu wilayah Israel
yang tewaskan 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.
Sementara
angka yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas di Gaza menunjukkan lebih dari
360.000 unit rumah alami kerusakan parah atau sebagian dan lebih dari 70.000
unit rumah alami hancur total.
Mustafa
mengatakan bahwa kepemimpinan Palestina dalam jangka pendek akan terus fokus
pada bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan air, namun pada akhirnya akan
fokus pada rekonstruksi.
Perang
ini telah sebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan
rumah mereka, beberapa diantaranya telah terjadi beberapa kali pindah
pengungsian dan sebabkan krisi kemanusian dengan bahan bakar, pasokan medis dan
makanan yang semakin menipis persediannya.
“Jika
perang di Gaza terus berlanjut, kemungkinan besar lebih banyak orang yang
meninggal karena kelaparan dibandingkan perang,” kata Mustafa.
Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan pasokan makanan, air bersih,
pasokan medis dan Listrik ke daerah kantong yang terkepung.
Sementara
itu, Menlu AS Antony Blinken katakan pada hari Selasa 16 Januari 2023 bahwa
negara Arab tidak tertarik untuk terlibat dalam pembangunan kembali Gaza jika
deerah kantong itu akan diratakan lagi dalam beberapa tahun/
Terkait
hal itu Mustafa mengatakan bahwa upaya rekonstruksi akan memerlukan dana yang
sangat besar. Dirinya juga mengatakan bahwa uang tidak akan menyelesaikan
masalah Gaza dan menambahkan bahwa hal itu perlu solusi politik.
Dana
Investasi Palestina di Ramallah adalah bagian dari Otoritas Palestina di Tepi
Bara yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas yang diusir dari Gaza oleh Hamas
dalam perang saudara yang cukup singkat pada 2007.
Israel
mengatakan dalam kampanyenya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera
Israel.
Amerika
Serikat dalam pernyataannya ingin melihat Tepi Barat dan Gaza bersatu kembali
di bawah pemerintahan yang dipimpin Palestina usai perang, namun PM Israel Benjamin
Netanyahu menolak peran pemerintahan Palestina. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar