Kamis, 18 Januari 2024

Gaza Perlu Rp234 Triliun untuk Bangun Kembali 150 Ribu Rumah

18124, 14:55 – Setidaknya membutuhkan dana sebesar USD15 miliar atau sekitar Rp234 triliun lebih untuk membangun kembali rumah rumah di Gaza.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dana Investasi Palestina, Mohammed Mustafa angka ini berasarkan skala kehancuran yang disebabkan oleh serangan yang dilancarkan oleh Israel.

Mustafa juga mengatakan bahwa laporan internasional menunjukkan 350.000 unit rumah telah rusak seluruhnya atau sebagian di Gaza.

Dengan hitungan 150.000 rumah perlu dibangun kembali dengan biaya kisaran USD100.00 per unit.

"itu berarti $15 miliar untuk unit rumah", katanya, Rabu, 17 Januari 2024.

“Kami masih belum membicarakan infrastruktur, kami belum membicarakan rumah sakit yang rusak, jaringan listrik…,” katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Angka USD15 miliar menunjukkan biaya rekonstruksi yang jauh lebih besar dibandingkan anggaran untuk membangun kembali Gaza usai konflik sebelumnya, karena perang belum menunjukkan akan berakhir lebih dari tiga bulan sejak 7 Oktober 2023.

Dengan melihat perang tahun 2014 antara Hamas dan Israel yang berlangsung selama 7 minggu dan tewaskan 2.100 warga Palestina, Qatar habiskan lebih dari USD1 miliar untuk proyek perumahan dan bantuan di Gaza.

Israel telah hancurkan sebagian besar wilayah tersebut dalam serangan yang menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah tewaskan 24.448 orang sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Hal ini berawal ketika kelompok Hamas memicu perang dengan menyerbu wilayah Israel yang tewaskan 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.

Sementara angka yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas di Gaza menunjukkan lebih dari 360.000 unit rumah alami kerusakan parah atau sebagian dan lebih dari 70.000 unit rumah alami hancur total.

Mustafa mengatakan bahwa kepemimpinan Palestina dalam jangka pendek akan terus fokus pada bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan air, namun pada akhirnya akan fokus pada rekonstruksi.

Perang ini telah sebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, beberapa diantaranya telah terjadi beberapa kali pindah pengungsian dan sebabkan krisi kemanusian dengan bahan bakar, pasokan medis dan makanan yang semakin menipis persediannya.

“Jika perang di Gaza terus berlanjut, kemungkinan besar lebih banyak orang yang meninggal karena kelaparan dibandingkan perang,” kata Mustafa.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan pasokan makanan, air bersih, pasokan medis dan Listrik ke daerah kantong yang terkepung.

Sementara itu, Menlu AS Antony Blinken katakan pada hari Selasa 16 Januari 2023 bahwa negara Arab tidak tertarik untuk terlibat dalam pembangunan kembali Gaza jika deerah kantong itu akan diratakan lagi dalam beberapa tahun/

Terkait hal itu Mustafa mengatakan bahwa upaya rekonstruksi akan memerlukan dana yang sangat besar. Dirinya juga mengatakan bahwa uang tidak akan menyelesaikan masalah Gaza dan menambahkan bahwa hal itu perlu solusi politik.

Dana Investasi Palestina di Ramallah adalah bagian dari Otoritas Palestina di Tepi Bara yang dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas yang diusir dari Gaza oleh Hamas dalam perang saudara yang cukup singkat pada 2007.

Israel mengatakan dalam kampanyenya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera Israel.

Amerika Serikat dalam pernyataannya ingin melihat Tepi Barat dan Gaza bersatu kembali di bawah pemerintahan yang dipimpin Palestina usai perang, namun PM Israel Benjamin Netanyahu menolak peran pemerintahan Palestina. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar