Kamis, 04 Januari 2024

13 Bom Di Jakarta Bukan Sekedar Teroris Biasa

4124, 17:00 – Pada hari ini w ada kesempatan untuk menonton pelem di Bioskop untuk pertama kali di tahun 2024.

Dan pelem yang w tonton adalah pelem karya Angga Dwimas Sasongko yang berjudul 13 Bom di Jakarta.

W pun sebelum berangkat nonton, selesaikan segala keperluan medis w karena dihari itu w harus melakukan terapi bersama Fisioterapis Anisa di RSCM karena adanya nyeri hebat dari maaf daerah pinggang sekitar pantat hingga ke paha depan hingga dengkul.

Usai dari RSCM w pun berangkat menuju Bekasi Cyber Park untuk menonton 13 Bom di Jakarta yang telah w survey sebelumnya lewat sosmed bagaimana pelem ini dibuat dan menurut w sangat rekomen dan wajib ditonton kalian semua.

Untungnya w menggunakan aplikasi dari CGV yang bertautan dengan GoPay sehingga membuat w semakin mudah dalam pembayaran.

Begitu nyampe di Bekasi Cyber Park ternyata belum buka dan w pun menunggu hingga pukul 11.30 karena w nyampe pukul 10.55.

Setelah kembali lagi dan buka w pun bertanya sana sini mengenai bagaimana sistem pertiketan kalau pakai aplikasi


W pun berkeliling sekitaran CGV untuk melihat pelem yang sedang tayang ternyata ada pelem tentang tukang antar galon a.k.a. Aquaman dan Layangan Putus.

Nah bicara layangan putus w agak heran dengan kelakuan para emak emak negeri ini ya, kok bisa bisanya nonton layangan putus yang bercerita tentang perselingkuhan bersama dengan sang anak dimana di bawah umur lagi.

Tragisnya lagi petugas CGV pun tidak ada yang menegur dan memberikan penjelasan mengenai soal batasan umur dalam menonton.

Padahal di setiap tayangan pelem sebelum mulai ditayakan ada pesan dari Ketua Lembaga Sensor Film yang mengimbau agar menonton sesuai dengan umur tapi ya itulah Indonesia dan the power of emak emak !

Asik keliling dan heran melihat para emak emak ini membawa bocahnya, ternyata waktu menunjukkan pukul 12.20 dan w pun masuk ke Auditorium 1 tempat dimana pelem 13 Bom Di Jakarta diputar.

W pun duduk di A10, kenapa w milih belakang karena dibelakang paling asik untuk melihat lebih detail dari pelem tersebut dan juga bisa melihat kelakuan minus dari para penonton yang ada di bangku bawah yang cukup kreatif aksinya huahahaha…

Pukul 12.35 pun pelem ditayangkan dengan dibuka dua adegan dimana adegan satu menampilkan Oscar diperankan oleh Chicco Kurniawan dan William (Ardhito Pramono) baru saja mendapatkan investor untuk toko jual beli kripto mereka sebesar USD100 juta.

Sementara adegan kedua adalah iring iringan mobil uang yang kemudian dibom dengan RPG oleh Arok atau Ismail Gani yang diperankan oleh Rio Dewanto membuat mobil uang tersebut terbaik dengan roda di atas.

Selanjutnya ada adegan perang kota dimana kelompok Arok baku tembak dengan para personel pengiring uang negara.

Dan para personel pengiring mobil uang tersebut tewas semua dan barulah pelem ini bercerita.

Inti dari pelem ini adalah ini bukan aksi teroris berbasis agama melainkan ekonomi dengan latar belakang dari aksi para teroris ini.

Dimana kelompok teroris yang dipimpin Arok atau Ismail Gani adalah mantan personel militer khusus yang kehilangan istri dan anaknya karena bunuh diri akibat menjadi korban dari nasabah simpan simpan Dana Surya.

Ada lagi Waluyo yang diperankan oleh Muhamaad Khan yang harus kehilangan rumah karena telat membayar KPR selama 3 bulan.

Ada 13 bom yang dipersiapkan mulai dari sarana transporatasi publik dan pusat ekonimi pun mereka jadikan target untuk mematikan ekonomi negara dan membuat ketakutan.

Walau akhirnya rencana mereka dihancurkan oleh salah satu anggotanya yang tidak suka dengan rencana yang berubah ubah oleh Arok

Hingga akhirnya target selanjutnya adalah markas Kontra teroris itu sendiri lewat serangan IT yang telah disusupi oleh salah satu anggota keluarga dari Arok yang menjadi anggota dari badan kontra teroris tersebut.

Pelem ini pun penuh dengan adegan kekerasan tidak jauh berbeda dengan pelem Mafia yang diganggu ketika akan makan mie goreng dengan kedatangan pasukan khusus yang dimainkan oleh Iko Uwais apalagi kalau bukan The Raid.

Selain adegan adu strategi dalam menguasai lokasi pertempuran di pelem ini juga diwarnai aksi perkelahian hingga salah satu dari para pemimpin ini tidak berdaya.

Intinya kalau kalian yang punya minat pelem mengenai militer atau berbau bau dar der dor atau IT wajib tonton pelem ini bagaimana sangat relate dengan kehidupan saat ini seperti Bitcoin, malware dan lainnya.

Dan ini juga terinspirasi dari kisah nyata di Tahun 2016 dimana terjadi insiden di areal Sarinah Thamrin yang heboh hingga tewaskan puluhan jiwa.

Dan satu hal lagi semua senjata yang digunakan dalam pelem ini adalah beneran bukan dummy atau air soft gun ya dan pelurunya pun hampa dimana pelem ini habiskan sekitar 3,800 lebih peluru hampa ditambah teknologi CGI.

Selain itu bicara theme song dari pelem ini dikerjakan oleh composer Abel Huray yang kabarnya dikerjakan di Macedonia untuk scoringnya dan lagu Merintih Perih dari Sore menjadi OST dari pelem ini.

Jadi jangan lupa nonton 13 Bom di Jakarta kalo pengen nonton pelem yang beda dari yang lain sebelum dibungkus…

Selamat menonton…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar