161223,
09:35 – Bertambahnya jumlah jurnalis yang tewas dalam serangan di Gaza menjadi 89
orang banyak yang mengatakan bahwa ini disengaja.
Ilustrasi - twitter.com/UNESCO
Namun
Amerika Serikat sang sekutu Israel pun pada Jumat 15 Desember 2023 mengatakan bahwa
mereka tak miliki petunjuk apa pun bahwa Israel dengan sengaja targetkan jurnalis
di Jalur Gaza.
Hal
ini disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada para
pewarta.
“Kami
masih belum mempunyai petunjuk apa pun bahwa mereka sengaja menargetkan para
jurnalis,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.
“Dalam
konflik dinamis yang sedang berlangsung seperti ini, kami tidak akan menjadikan
diri kami sendiri sebagai hakim dan juri atas setiap serangan udara dan setiap
peristiwa yang terjadi di medan perang,” katanya.
John
Kirby juga menyatakan bahwa para pejabat AS terus menekan Israel untuk
melancarkan serangan mereka di Gaza secara hati-hati dan tepat sasaran.
“Jurnalis
harus bisa bebas meliput konflik di seluruh dunia,” katanya, menambahkan bahwa
serangan apa pun terhadap jurnalis tak dapat diterima.
Ketika
ditanya kapan AS memperkirakan Israel akan menurunkan eskalasi konflik menuju
intensitas yang lebih rendah di Gaza, Kirby mengatakan bahwa Washington
"tidak sedang mendikte persyaratan kepada Israel".
Namun,
dia mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan telah berdiskusi
dengan para pejabat Israel pada pekan ini, dan mengatakan Israel berencana
melakukan perubahan pada operasi militer mereka di Gaza.
Hal
ini terkait dengan kematian seorang Jurnalis yang terbunuh dalam serangan Israel
dimana juru kamera Al Jazeera, Samer Abudaqa, ayah dari empat anak terbunuh di
Khan Younis Gaza Selatan usai pesawat pesawat nirawak Israel menembakkan rudah
ke sebuah sekolah yang menjadi tempat pengungsian.
Hal
ini disampaikan media tempat Samer Abudaqa bekerja yang berbasis di Qatar
tersebut dimana Abudaqa terluka dalam serangan tersebut, namun meninggal karena
kehabisan darah ketika pasukan Israel mencegah dan petugas kesehatan memberikan
pertolongan pertama kepadanya.
Puluhan
jurnalis Palestina terbunuh di Gaza sejak perang antara Hamas dan Israel pecah
lebih dari dua bulan lalu, hal ini menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis
(CPJ) sebagaimana dilansir dari laman Antara.
Berdasarkan
penghitungan CPJ, jumlah jurnalis yang meninggal dunia mencapai 57 orang, dan
menyebut para jurnalis di Gaza memiliki risiko yang sangat tinggi dalam
melaksanakan tugas mereka.
“CPJ
menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting
selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,”
kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Jurnalis
di seluruh kawasan ini melakukan pengorbanan besar untuk meliput konflik yang
memilukan ini. Masyarakat di Gaza, khususnya, telah menanggung dan terus
menanggung kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghadapi ancaman
yang sangat besar,” ujar Mansour.
Koresponden
Al Jazeera Wael Dahdouh, yang keluarganya terbunuh oleh serangan udara Israel,
sedang dalam perjalanan bersama Abudaqa ketika mereka diserang.
Dahdouh
mengatakan mereka sedang pergi bersama tim penyelamat yang berusaha mencapai
sebuah rumah yang dibom dengan harapan bisa menyelamatkan korban yang selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar