Sabtu, 16 Desember 2023

AS Tak Miliki Petunjuk Israel dengan Sengaja Targetkan Jurnalis di Gaza

Ilustrasi - twitter.com/UNESCO
161223, 09:35 – Bertambahnya jumlah jurnalis yang tewas dalam serangan di Gaza menjadi 89 orang banyak yang mengatakan bahwa ini disengaja.

Namun Amerika Serikat sang sekutu Israel pun pada Jumat 15 Desember 2023 mengatakan bahwa mereka tak miliki petunjuk apa pun bahwa Israel dengan sengaja targetkan jurnalis di Jalur Gaza.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada para pewarta.

“Kami masih belum mempunyai petunjuk apa pun bahwa mereka sengaja menargetkan para jurnalis,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

“Dalam konflik dinamis yang sedang berlangsung seperti ini, kami tidak akan menjadikan diri kami sendiri sebagai hakim dan juri atas setiap serangan udara dan setiap peristiwa yang terjadi di medan perang,” katanya.

John Kirby juga menyatakan bahwa para pejabat AS terus menekan Israel untuk melancarkan serangan mereka di Gaza secara hati-hati dan tepat sasaran.

“Jurnalis harus bisa bebas meliput konflik di seluruh dunia,” katanya, menambahkan bahwa serangan apa pun terhadap jurnalis tak dapat diterima.

Ketika ditanya kapan AS memperkirakan Israel akan menurunkan eskalasi konflik menuju intensitas yang lebih rendah di Gaza, Kirby mengatakan bahwa Washington "tidak sedang mendikte persyaratan kepada Israel".

Namun, dia mengatakan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan telah berdiskusi dengan para pejabat Israel pada pekan ini, dan mengatakan Israel berencana melakukan perubahan pada operasi militer mereka di Gaza.

Hal ini terkait dengan kematian seorang Jurnalis yang terbunuh dalam serangan Israel dimana juru kamera Al Jazeera, Samer Abudaqa, ayah dari empat anak terbunuh di Khan Younis Gaza Selatan usai pesawat pesawat nirawak Israel menembakkan rudah ke sebuah sekolah yang menjadi tempat pengungsian.

Hal ini disampaikan media tempat Samer Abudaqa bekerja yang berbasis di Qatar tersebut dimana Abudaqa terluka dalam serangan tersebut, namun meninggal karena kehabisan darah ketika pasukan Israel mencegah dan petugas kesehatan memberikan pertolongan pertama kepadanya.

Puluhan jurnalis Palestina terbunuh di Gaza sejak perang antara Hamas dan Israel pecah lebih dari dua bulan lalu, hal ini menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis (CPJ) sebagaimana dilansir dari laman Antara.

Berdasarkan penghitungan CPJ, jumlah jurnalis yang meninggal dunia mencapai 57 orang, dan menyebut para jurnalis di Gaza memiliki risiko yang sangat tinggi dalam melaksanakan tugas mereka.

“CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Jurnalis di seluruh kawasan ini melakukan pengorbanan besar untuk meliput konflik yang memilukan ini. Masyarakat di Gaza, khususnya, telah menanggung dan terus menanggung kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghadapi ancaman yang sangat besar,” ujar Mansour.

Koresponden Al Jazeera Wael Dahdouh, yang keluarganya terbunuh oleh serangan udara Israel, sedang dalam perjalanan bersama Abudaqa ketika mereka diserang.

Dahdouh mengatakan mereka sedang pergi bersama tim penyelamat yang berusaha mencapai sebuah rumah yang dibom dengan harapan bisa menyelamatkan korban yang selamat.

Setidaknya hingga hari ini sudah ada 18.787 warga Palestina terbunuh, sekitar dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak, dan 50.897 orang terluka selama perang yang berlangsung lebih dari dua bulan tersebut, menurut angka resmi dari otoritas kesehatan Gaza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar