22223, 19:25 – Kompetisi tertinggi sepak bola di Jepang, J1 League telah bergulir sejak 17 Februari 2023 lalu begitu juga dengan kompetisi kasta kedua mereka J2 League yang dimulai sehari setelah J1 League.
Banyak
pemain top dunia yang melanjutkan karir di J1 League dan boleh dibilang J1 League
adalah kompetisi yang kompetitif di benua Asia.
Sebut
saja Fernando Torres, Diego Forlan, David Villa dan Lukas Podolski yang sempat
mencicipi kompetisi J1 Laegue.
Bahkan
dimusim ini masih ada nama pemain timnas Jepang yang pernah merumput di Old
Trafford, Shinji Kagawa yang membela klub J1 League, Cerezo Osaka.
Atau
mantan gelandang Barcelona, Andres Iniesta yang cukup lama bermain di Vissel
Kobe setelah lama bermain di Liga Spanyol, dan masih banyak pesepak bola Eropa
yang bertebaran di klub-klub J1 League.
Tentunya
mereka punya nama tenar dengan sederet prestasi bagi klub terdahulunya di benua
Eropa.
Dengan
banyak pesepakbola dari benua biru ini yang melanjutkan karir sepak bolanya di Jepang
tentunya menandakan bhawa sepak bola Jepang berikan jaminan kesejahteraan.
Yang
pasti bayaran para pemain asal Eropa tidaklah murah bahkan bersaing satu sama
lain namun apakah kita pernah mendengar adanya berita klub J1 League yang
menunggak gaji para pemainnya seperti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun
lalu ?
Kenapa
tidak ada klub J1 League yang menunggak gaji para pemainnya, karena tidak lepas
dari proses lisensi yang cukup ketat yang dikeluarkan oleh J League selaku operator
penyelenggaran kompetisi sepak bola Jepang.
Hal
ini disampaikan oleh Midori Ito dari Departemen Corporate Partnership J League kepada
awak media.
"Perihal
tim-tim yang bangkrut setidaknya selama 10 tahun ini tidak pernah ditemukan
kasus seperti itu," kata Midori.
"Pertama-tama
kami memiliki club licensing yang ketat, jadi tim-tim yang punya masalah
finansial tidak bisa bergabung dengan Liga kami," tegas Midori.
Midori
Ito pun mengandaikan bila ditemukan tim yang memiliki masalah finansial, pihak
J League dikabarkan akan membantu permasalahan tersebut dengan catatan.
Jika
klub yang bersangkutan bila neracanya pulih wajib mengembalikan apa yang mereka
pinjam dari J League.
"Jika
seandainya klub mengalami masalah keuangan di tengah kompetisi, kami sebagai
operator liga bisa memberikan bantuan keuangan bagi mereka, tapi mereka harus
mengembalikan," katanya.
Tentu
kisah J league di atas bisa menjadi contoh dan pembelajaran bagi operator liga
negara manapun dalam menyelenggarakan liga yang sehat dan professional tanpa
ada tunggakan gaji sebagaimana yang pernah dialami Indonesia beberapa tahun
lalu. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar