10722, 21:50 – Timnas Indonesia dipastikan gugur dalam fase grup setelah pertandingan terakhir menang besar 5-1 atas Myanmar.
Bertanding
di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, timnas Indonesia sempat
tertinggal dari Myanmar pada menit ke-6 lewat La Min Htwe setelah menerima
umpan sepak pojok Zaw Win Thein.
La
Min Htwe sukses taklukan Kiper Cahya Supriadi yang tak terkawal dengan tandukan
kepalanya di tiang dekat.
Terkejut
dengan gol Myanmar, timnas pun tidak terlalu panik bahkan mampu comeback dengan
manis lewat dua gol dari Muhammad Ferrari di menit ke-16 dan 32.
Dimana
dua gol ini sangat identic a.k.a. photocopy dimana manfaatkan umpan tendangan
bebas yang berbeda adalah penyuplai dari tendangan bebas tersebut, kalau gol
pertama yang menyuplai adalah Arkhan Fikri.
Sedangkan
pemberi tendangan bebas kedua untuk bek usia 19 tahun ini adalah Zanadin Fariz.
Walaupun
sudah unggul 2-1, timnas menambah gol lewat Arkhan Fikri pun ikut menyumbangkan
golnya dengan sangat cantik pada menit ke-25 lewat tendangan keras kaki kanan
setengah voli dari luar kotak penalty.
Tembakan
ini mampu ditepis oleh Kiper Myanmar, Hein Htet Soe namun karena tembakan
terlalu keras sehingga mantul ke belakang dan masuk ke gawang Myanmar, 3-1
untuk Indonesia.
Penyerang
asal Kota Bekasi, Rabbani Tasnim pun ikut serta dalam gol selanjutnya pada
menit ke-34 yang tidak kalah cantik dari Arkhan dimana menerima umpan dari
Arkhan, Rabbani membuka ruang dan lolos dari jebakan offside langsung
Walau
ditempel ketat oleh Bek Tengah Myanmar, Lan Sann Aung, Rabbani tetap berhasil
lakukan akselerasi hingga ke kotak penalty, setelah dapat ruang tembak, Rabbani
langsung lepaskan tendangan keras dengan kaki kanan dan meluncur deras di sisi
kiri atas gawang Myanmar, 4-1 untuk Indonesia.
Dengan
gol ke gawang Myanmar ini membuat Rabbani menambah koleksi golnya menjadi empat
sepanjang gelaran Piala AFF U19 ini.
Ronaldo
Kwateh menjadi penutup pesta gol Indonesia ke gawang Myanmar pada menit ke-72,
setelah manfaatkan umpan terobosan dari Zanadin Fariz ke tengah kotak penalty yang
langsung disambut Ronaldo dengan tembakan kaki kanan sukses taklukkan Hein Htet
Soe.
Dengan
hasil ini membuat Indonesia gagal melaju ke semifinal, lantaran di pertandingan
yang sama di Stadion Madya, timnas Vietnam sukses berbagi angka dengan
Thailand, 1-1 sehingga menurt regulasi AFF pasal 12.2.4 dalam bab system kometisi.
Jadi
bila dibedah, maka seluruh pertandingan yang libatkan timnas Indonesia, Vietnam
dan Thailand berakhir imbang dimana koleksi point timnas Indonesia, Vietnam dan
Thailand identic dengan dua point.
Karena
itu, selisih gol dipakai dalam menentukan posisi akhir timnas Indonesia,
Thailand dan Vietnam, namun selisih gol tersebut serupa yaitu (0), setelah
point dan selisih gol tidak bisa digunakan.
Satu-satunya
yang dapat menentukan adalah agresivitas gol yang digunakan untuk menentukan
posisi akhir timnas Indonesia, Vietnam dan Thailand, inilah yang membuat timnas
Garuda Nusantara kalah bersaing dari Thailand dan Vietnam karena ketika
berhadapan dengan dua negara kita ini berakhir tanpa gol (0-0)
Sedangkan
Thailand dan Vietnam berhasil cetak satu gol ketika keduanya berhadapan di pertandingan
terakhir Grup A.
Ya
ndut menyayangkan dengan regulasi yang diterapkan oleh AFF yang jelas sekali
merugikan Indonesia karena secara produktivitas gol Indonesia lebih unggul dari
dua negara ini yaitu 17 gol memasukkan dan hanya dua gol kemasukan, namun
itulah regulasi yang dibuat entah untuk memang menyingkirkan Indonesia dari ajang
ini.
Ndut
juga menyayangkan dengan adanya insiden penyalaan flare di tribun penonton saat
jelang pertandingan, padahal sudah jelas flare dilarang di bawa masuk namun
kenapa bisa jebol juga, ini menjadi pertanyaan kepada panitia dan pihak
keamanan yang harus menjelaskan ini semua, bukan alasan terlalu panjang dan lama
antrian untuk periksa satu-satu makanya diloloskan.
Kita
tahu secara penampilan dan jumlah kartu Indonesia setahu ndut paling sedikit,
namun lagi-lagi kita harus menerima kenyataan kalah dari dua negara ini, ndut
setuju dengan pernyataan Pelatih Shin Tae-yong yang mengatakan mungkin Thailand
dan Vietnam ketakutan ketika bertemu dengan kita di final karena sepakbola kita
sudah membaik dari segi mental dan pola bermain.
Kita
tidak boleh terlena dengan kekalahan ini, biarlah Tuhan yang menjawab itu semua,
kita hanya bisa terus berlatih dan memantapkan konsep yang diberikan oleh
Pelatih Tae-yong karena di depan sudah ada agenda selanjutnya yaitu kualifikasi
Piala Asia U20 dimana Indonesia sebagai tuan rumah berhadapan dengan Vietnam, Timor
Leste dan Hongkong, dan di situlah saatnya kita revans dan singkirkan mereka
dengan elegan.
Belum
lagi putaran final Piala Asia 2023 dan juga Piala Dunia U20 yang tentunya kita pun
bisa memberikan kejutan walau peluang kita lolos belum tentu hanya keajaiban
yang mampu kita lolos, paling tidak kita sudah berusaha dan mendapatkan ilmu.
Kita nantikan saja kiprah selanjutnya dari para pemain masa depan timnas kita ini di setiap ajang yang pastinya penuh kejutan lagi, dan tetap pertahankan Pelatih STY, karena dialah yang membuat sepakbola Indonesia maju dan lebih baik secara mental dan fisik…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar