Kamis, 16 Juni 2022

Dubes RI untuk Tajikistan Serahkan Kredensial

kemlu.go.id/nur-sultan
16622, 19:30 - Sebagai bagian tata kunjungan kehormatan sebagai syarat sebagai kepala perwakilan negara adalah menyerahkan Kredensial kepada pemimpin negara setempat

Adalah Dubes LBBP RI untuk Republik Kazakhstan merangkap Tajikistan, Fadjroel Rachman menyerahkan surat kepercayaan a.k.a. Letter of Credential kepada Presiden Tajikistan, Emomali Rohman di Tajikistan sebagaimana ndut baca pada laman sosial media KBRI Nur-Sultan.

Presiden Emomali Rohman sampaikan ucapan selamat atas dimulainya secara resmi penugasan dubes Fadjroel di Tajikistan dan mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara terutama bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan budaya.

Presiden yang pernah berkunjung ke Indonesia sebanyak tiga kali ini pada tahun 2003, 2005 dan 2016 mengundang perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di negaranya.

Pada kesempatan yang sama, Dubes Fadjroel sampaikan salam hormat dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Emomali Rohman serta salam dari rakyat Indonesia kepada rakyat Tajikistan, dan berharap suatu hari nanti Presiden Rohman bisa kembali laksanakan kunjungan ke Indonesia begitu juga Presiden Joko Widodo bisa berkunjung ke Tajikistan.

Di akhir acara, mantan Pemred PedomanNEWS.com ini mengundang Presiden Rohman untuk hadiri World Water Forum 2024 yang akan dilaksanakan di Bali, Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Emomali Rohman juga menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tiongkok, Hungaria, Spanyol, Thailand, Maroko, Dominika dan Brazil.

Pertama-tama ndut haturkan selamat bertugas kepada Mas Fadjroel sebagai Dubes LBBP RI untuk Tajikistan semoga di tangan anda banyak kebijakan dan inovasi dalam memajukan dan lebih harmonis lagi kedua negara.

Setahu ndut, hubungan Indonesia dan Tajikistan sudah dimulai ketika Indonesia mengakui kemerdekaan Tajikistan pada 28 Desember 1991 dan sudah berlangsung hingga saat ini dengan kerja sama lintas sectoral walau mungkin sangat minim karena letak geografis Tajikistan yang tidak miliki laut dan pelabuhan laut.

Banyak produk Indonesia yang berada dan mungkin digunakan oleh warga setempat seperti serat sintesis, produk produk sabun dan furniture dengan total nilai eksport kala tahun  2015 yang ndut pernah baca sekitar USD67,400, sedangkan produk Tajikistan yang beredar di Indonesia antara lain kulit mentah dengan nilai sekitar USD2,400

Memang sangat minim namun itu data 2015 dan belum diperbaharui lagi, namun banyak potensi yang kita bisa dapatkan dari Tajikistan ini antara lain produk nasional mereka menyuplai 17,3 persen dari output nasional pada tahun yang sama.

Ekspor utama mereka ke negara tujuan seperti Turki, Kazakhstan dan Swiss adalah bijih mineral, logam mulia, kapas dan alumunium, mungkin bisa di kembangkan lewat kerja sama untuk lebih besar lagi potensi kedua negara.

Ndut sich berharap di bawah kepemimpinan Mas Dubes Fadjroel dapat meningkatkan kembali kerja sama lintas sector antara Indonesia dan Tajikistan termasuk membuka KBRI di Dushanbe agar lebih focus dalam hal kerja sama teknis terutama dalam hal ekonomi dan lintas sector lainnya bagi kedua negara.

Kita nantikan saja kerja nyata Mas Dubes Fadjroel dalam membawa hubungan Indonesia dan Tajikistan hingga masa akhir tugasnya dan banyak potensi yang tergali yang saling menguntungkan dan menyejahterakan rakyat kedua negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar