171221, 16:00 – Sebanyak 36 varietas kopi yang mewakili produk dari 22 petani dari berbagai sentra produksi kopi di Indonesia menerima sertifikat pengakuan dari Coffee Cupping International.
Sebagaimana
yang ndut baca di laman Kemlu, acara awarding bertajuk “Coffee Cupping
International Certificate Awarding 2021" yang dilakukan secara virtual ini
merupakan kelanjutan dari suksesnya kegiatan Indonesia Coffee Cupping pada 2
September 2021 lalu di Den Haag.
Penyerahan
sertifikat serta upaya promosi ini merupakan langkah strategis untuk dapat
menembus dan meningkatkan ekspor di pasar international, khususnya Belanda.
Produksi
kopi nusantara yang kaya akan keunikan dan profil rasa yang bervariasi untuk
dapat bersaing di pasar Eropa, bahkan dunia.
Indonesia
saat ini merupakan produsen kopi terbesar ke-4 dunia. Pada 2020 terdapat
peningkatan produksi sebesar 14% dari tahun sebelumnya, yakni dari 660 ribu ton
menjadi 754 ribu ton kopi.
Dari
sekitar 1,2 juta hektar perkebunan kopi, mayoritas dimiliki oleh petani skala
kecil. Sebagian besar produksi ini kemudian dipasarkan ke pasar internasional,
termasuk Belanda sebagai salah satu tujuan ekspor potensial.
Nilai
ekspor kopi Indonesia ke negara kincir angin pada 2020 mencapai 5,6 juta USD,
dengan kenaikan tren sebesar 23,4% dalam 5 tahun terakhir. Nilai ini tentu
sangat kecil mengingat Belanda sendiri menjadi salah satu negara dengan tingkat
konsumsi kopi tertinggi di Eropa dan Dunia dengan rata-rata konsumsi 8,3 kg per
kapita atau sekitar 4 gelas per harinya.
Acara
ini merupakan bukti nyata komitmen KBRI Den Haag dalam membangun kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pihak untuk
terus meningkatkan kualitas kopi Indonesia, khususnya pada masa sulit pandemi
Covid-19 agar dapat berkompetisi dalam pasar kopi Internasional.
Ndut
yang menyukai kopi pun turut senang dengan adanya pengakuan internasional soal
kopi Indonesia apalagi sampai digemari oleh masyarakat Belanda dan Eropa
lainnya.
Kita
tahu Kopi Indonesia sangat digemari, bahkan kopi satu daerah dengan daerah
lainnya pun berbeda ketika disajikan walaupun sama-sama misalnya kopi robusta Aceh
pasti berbeda dengan kopi robusta di Papua saat penyajian.
Ndut
berharap kopi Indonesia dapat menyerbarkan pangsa pasarnya dan semakin banyak warga
dunia yang menyukai kopi Indonesia yang sangat khas yang membuat petani kopi
pun sejahtera.
Kita
nantikan saja kiprah kopi Indonesia di pasar dunia, dan semakin digemari warga
dunia yang akan mengangkat derajat petani kopi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar