Sabtu, 06 November 2021

Papua Raih Emas Pertama Peparnas 2020

61121, 10:37  - Hari pertama Peparnas 2020 melahirkan medali emas untuk tuan rumah lewat cabang olahraga atletik.

Sebagaimana ndut baca pada laman infopublik, Abraham Elopere dari Papua menangi nomor 1500 meter putra T20 cabang atletik dengan catatan waktu 4 menit 22,63 detik, di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura.

Di urutan kedua atau peraih perak, Nasrodin dari Jawa Tengah dengan catatan waktu 4 menit 24,52 detik, sedangkan juara ketiga atau perunggu diraih Leksi Kase dari Nusa Tenggara Timur dengan waktu 4 menit, 24,52 detik.

Sebagai informasi nomor 1500 meter putra T20 diikuti oleh 19 atlet, tetapi hanya 14 atlet yang mampu menyelesaikan perlombaan hingga garis finis.

Tercatat ada 11 provinsi yang mengirimkan atlet di nomor tersebut, yakni Papua (3 atlet), Jawa Tengah (1 atlet), Nusa Tenggara Timur (3 atlet), Gorontalo (2 atlet).

Kalimantan Selatan (2 atlet), Riau, (2 atlet), Kalimantan Utara (2 atlet), kemudian Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah masing-masing satu atlet.

Peparnas Papua sendiri diikuti oleh 1.985 atlet penyandang disabilitas dari 34 provinsi yang akan berupaya mencetak sejarah sebagai yang terbaik.

Mereka akan berlomba untuk menyumbangkan keping medali bagi kontingen masing-masing pada Peparnas ke-16 yang digelar pada 6-13 November.

Para atlet akan berlaga pada 12 cabang olahraga, terdiri atas angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja.

Ndut ucapkan selamat kepada para atlet yang meraih emas di Peparnas Papua 2020 yang baru saja diadakan.

Kita tahu Peparnas tahun ini diadakan di Papua yang mempertandingkan 12 cabang olahraga khusus atlet difabel atau berkebutuhan khusus, yang mana semakin menarik karena beberapa atlet dunia ikut serta mewakili provinsinya.

Ndut berharap perhelatan ini dapat menarik perhatian banyak orang walaupun mungkin tidak semua media meliputnya dan rakyat pun menontonnya, karena kurangnya promosi dan sosialisai, serta melahirkan atlet Paralimpik yang mewakili Indonesia diajang internasional dan juga menciptakan rekor baik pribadi maupun nasional.

Kita nantikan rekor dan kabar baik laginya dari Pekan Paralimpik Nasional yang berlangsung di Papua, torang bisa kawan ayo buktikan kekurangan bukan menjadi halangan tetapi menjadi motivasi untuk maju dan berprestasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar