41121, 19:05 - Lawatan Presiden Joko Widodo ke Persatuan Emirat Arab (PEA) menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai USD32,7 miliar.
Jumlah
tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama yang pertukarannya dilakukan
pada Kamis, 4 November 2021, saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Dubai.
Sebagaimana
ndut baca pada laman resmi presiden, diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri
(Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi.
Menlu
Retno jelaskan bahwa komitmen bisnis dan investasi tersebut menjadi salah satu
bahasan saat Presiden Jokowi bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh
Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi.
Menlu
memerinci, komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain kerja sama antara
Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA
dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan,
manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product.
Selain
itu juga berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di
bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan
lain sebagainya.
Sementara
itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil
Lahadalia, menjelaskan bahwa Indonesia akan memberikan karpet merah bagi semua
negara untuk melakukan realisasi investasi di Indonesia dan tidak hanya condong
kepada satu negara.
Atas
dasar itu, Menteri Investasi akan melakukan perjanjian dengan salah satu
pengusaha dari Amerika.
Bahlil
berharap, nilai USD32,7 miliar yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi
paling tidak di atas USD35 miliar.
Sebelumnya,
saat Presiden Jokowi bertemu dengan para investor di Glasgow di sela-sela KTT
Pemimpin Dunia COP26, Indonesia juga mendapatkan komitmen investasi sebesar
USD9,2 miliar. Sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang
didapat di PEA, jumlahnya mencapai USD41,99 miliar.
Selain
di bidang investasi, dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Pangeran MBZ
juga dibahas isu di bidang perdagangan. Kedua pemimpin sepakat agar perjanjian
kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership
Agreement (CEPA) antara kedua negara dapat segera diselesaikan.
Ndut
mengapresiasi dengan kunjungan Presiden ke UEA dimana menghasilkan komitmen
bisnis dan kerja sama yang tidak tanggung nilai komitmennya.
Kita
tahu hubungan kedua negara cukup harmonis bahkan banyak produk dari UEA yang
mungkin saja digunakan oleh rakyat Indonesia terutama pengusaha yaitu maskapi
Emirates, dan juga pekerja migran kita pun banyak yang bekerja di sana lintas sector.
Ndut
berharap hubungan ini semakin harmonis, dan banyak pengusaha kedua negara
menghasilkan komitem bisnis yang saling menguntungkan kedua negara dan menjadi
sejahtera rakyatnya.
Kita nantikan realisai dari komitemn bisnis ini dilapangan semoga bisa menjaring tenaga kerja dalam menunjang komitmen tersebut, sekali lagi selamat atas kerja samanya semoga terus bertambah nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar