8420, 23.00 -- Dunia industry music, film, dan politik sosbud Indonesia sangat kehilangan salah satu kebanggaan negeri ini yang membuat satu negeri kaget serta tidak percaya dengan hal ini.
Itulah
yang ndut rasakan berawal dipanggilnya ndut ke kamar oleh firstlady yang
menanyakan kabar bahwa Glenn Fredly meninggal dunia dengan memperlihatkan
sebuah berita dari laman berita tajam dan terpercaya.
Ndut
pun cari tahu mulai dari ganti saluran tipi hingga dengarkan radio, namun
hasilnya nihil, ndut baru pasti benar kabar itu dari tayangan Tonight Show di
NET sembari kuping satu dengarkan ‘News Update’ dari Gen FM dan benar Glenn
Fredly tiada !
Iya,
musisi, produser film, filantropis Indonesia, Glenn Fredly Deviano Latuihamallo
menghembuskan napas terakhirnya di rumkit Setia Mitra, Jakarta dalam usia 44
tahun akibat penyakit meningitis yang dideritanya, dirinya wafat pada
pukul18.00 petang.
Ndut
mulai dari jaman SLTP hingga saat ini hidup dengan iringan music karya Nyong
Ambon kelahiran Jakarta 30 September 1976 ini mulai dari vokalis di Funk
Section bersama Mus Mujiono sampai sekarang menjadi solois dengan band
pengiring bakucaka.
Banyak
lagu diciptakannya menjadi hits dengan jutaan kopi serta streaming di era
digital, siapa yang tidak kenal dengan hits kau, cukup sudah, akhir cerita
cinta, terserah, tega, kembali ke awal dan banyak lagi itu semua masih enak
didengar tak lekang oleh massa.
Ndut
beruntung bisa mengobrol dan bertemu dengan Glenn ketika masih jadi pewarta
online di PedomanNews.com ditahun 2012-2013, ndut dua kali bertemu dengan sosok
ini ketika premier untuk pewarta film Cahaya dari Timur ! Beta Maluku di Plasa
Senayan.
Itu
kecintaan dirinya terhadap tanah leluhurnya, Maluku dimana dirinya menjadi
produser film tersebut yang mengangkat kisah nyata dari kampung Tulehu,
Nusaina, Maluku Tengah ditengah konflik Ambon mereka mampu bersatu dalam team
sepakbola.
Bahkan
team ini mampu berangkat ke Jakarta dan menangkan tournament Piala Medco U-15,
bahkan ndut pernah bertemu dan ngobrol dengan pelatih serta orang dibalik team
sepakbola yang juga atlet timnas Indonesia tahun 1988 di Brunei, Sani
Tawanella.
Nyong
Ambon ini selain cinta akan tanah leluhurnya dirinya juga memberikan perhatian
kepada budaya local termasuk cagar budaya negeri ini dan dibuktikan dengan
sebuah karya dengan rekaman di lokasi bersejarah di Solo.
Iya
ndut pernah diminta datang ke acara launching Album Glenn Fredly oleh Pemred
yang sekarang jadi Jubir Presiden, Fadjroel Rachman yang berlangsung pada 2
Oktober bertepatan dengan hari Batik Nasional di Epicentrum XXI, Kuningan.
Jadi
Glenn bersama band pengiringnya Bakucaka merilis lagu lama mereka dengan
aransemen serta rekaman di studio rekaman legendaris Indonesia, Lokananta yang
berada di Kawasan Solo, Jawa Tengah, ada yang tahu ndak Lokananta itu apa ?
Lokananta
itu adalah studio rekaman serta label music pertama di Indonesia, didirikan
oleh Ir Soekarno ini banyak musisi mengibaratkan studio ini sebagai ‘Abbey
Road’nya Indonesia bahkan ada satu alat yang punya hanya dua negara, Indonesia
dan Inggris yang ada di BBC London !
Di
tempat ini banyak rekaman tokoh dunia, mau dengar pidato Presiden Rusia Nikita
Kruvcev atau Jawaharal Nehru bahkan lagu Indonesia Raya pertama kali direkam
distudio ini, itulah kecintaan Glenn terhadap music dan budaya local.
Dalam
dunia politik pun dia buktikan dengan mengajak anak muda untuk tetap bersatu
apapun pilihan politiknya saat pemilu 2014 serta 2019 dirinya tetap mengangkat
persatuan tanpa memandang SARA satu sama lain.
Itulah
Glenn Fredly yang ingin minta agar ketika meninggalkan jejak dengan karya itu
telah dibuktikan pada mala mini, sejumlah orang tidak percaya akan kepergiannya
yang mendadak ditengah pandemic covid19 ini.
Kini
rakyat Indonesia harus lewati sepi harinya tanpa kehadiran mu lagi, dan biarkan
rakyat Indonesia berdiri untuk mengenangmu, perpisahan kali ini untuk rakyat
Indonesia akan menjadi kisah dan sedih yang tak berujung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar