171022, 12:30 – Ada yang menarik jelang akhir pekan lalu dimana Presiden Jokowi memanggil 559 personel Polri dengan mulai dari pejabat Mabes Polri, Kapolda dan Kapolres/tabes seluruh Indonesia.
Menariknya
lagi pemanggilan ini tanpa ada topi, tongkat komando, ponsel dan juga ajudan,
ini tentunya tidak biasa dan yang minta adalah Presiden walau anda insiden
dimana Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menerima dan berbicara lewat telepon
jelang pengarahan
Ndut
berpikir ini soal kisruh Polri saat ini yang menjadi heboh apalagi kasus Ferdy
Sambo dan juga yang terakhir peredaran narkotika yang melibatkan calon Kapolda
Jawa Timur Irjen Pol Teddy Minahasa.
Ditambah
dengan gaya hedonisme dari salah satu petinggi Polri yang mengenakan pakaian
kemeja dan jam tangan yang ditaksir lebih dari gaji utama sang petinggi saat
memberikan keterangan pers perihal kasus Sambo
Dan
benar dugaan ndut ini dimana Presiden Jokowi menyoroti ketiga kasus ini yang
membuat kepercayaan public terhadap institusi Polri menurun.
Presiden
Jokowi mengingatkan setiap tingkah laku anggota Polri bakal terus disorot oleh
masyarakat dan dapat pengaruhi tingkat kepercayaan public terhadap insitusi
ini.
Apalagi
ditengah perkembangan media sosial, masyarakat lebih mudah perhatian gaya hidup
pejabat Polri termasuk hal receh seperti pakaian dan jam yang dikenakan.
"Urusan
tadi, urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temehnya, sepatunya
apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti
dalam situasi dunia yang penuh keterbukaan,"
Apa
yang dikatakan Jokowi ada benarnya kita bisa lihat bagaimana perilaku para petinggi
ini ketika tidak sedang dinas dengan hobinya yaitu mengendarai motor gede atau
berkendara dengan mobil mewah saat berdinas.
Tentunya
ini menjadi pertanyaan, dari mana mereka bisa membeli motor gede atau mobil
mewah bila melihat daftar gaji mereka yang boleh dibilang mesti nabung berapa
tahun biar bisa membeli dan membayar pajaknya.
Sehingga
timbulnya pikiran negative dari masyarakat misalnya oh mungkin bersekutu dengan
bandar narkoba atau jadi pelindung dari sindikat tertentu sehingga dapat upeti
dan upeti itu diputar lagi dengan mobil atau motor gede untuk menghindari
pidana walaupun pun kena pasal pencucian uang.
Ndut
sich melihat para petinggi Polri (maaf kalau salah) yang berada di ibukota Propinsi
lebih banyak bergaya daripada prestasi turun ke jalan misalnya mengatur lalu
lintas disaat dirinya berangkat ke markas tanpa patwal.
Atau
ikut tim serse dan narkotika menggrebek kantong atau kampung narkoba di
daerahnya ketimbang prescon dengan selalu dibisiki oleh kasat atau perwira
lainnya di depan kamera.
Mungkin
para petinggi Mabes, Kapolda dan Kapolres/tabes ini harus belajar dari Jenderal
Hoegeng Imam Santoso walaupun mungkin tidak relevan di jaman sekarang tapi
menurut ndut penting agar mereka ini tidak hidup dalam kemewahan karena ketika
mati emangnya harta yang mereka dapat di bawa juga dengan diselipin di kain kafan
atau samping peti mati ?
Seorang
Jenderal Hoegeng saja sampai purna tugasnya sebagai Kapolri tidak punya rumah
dan mobil, padahal dengan posisinya sebagai Kapolri tentunya dia akan mudah
minta dan dapatkan tapi bukan itu prinsip beliau.
Cobalah
para Jenderal, Ajun Komisaris Besar dan Komisaris Besar ini melihat sosok Hoegeng
dalam tugasnya sebagai kepala polisi di daerah penempatan, kasih contoh kepada anak
buah anda ndak usah berperilaku hedonisme toch itu juga ndak ada gunanaya.
Lihat
sosok calon Kapolda Jawa Timur ini, kabarnya ndak punya utang tapi rumah dan
tanahnya banyak, jadi berpikir donk masa iya ndak punya utang sepanjang
hidupnya, duit dari mana, nabung okelah tapi sampai berapa lama, emang dia ndak
punya keinginan yang terpendam dan terbatas waktu untuk mendapatkanya suatu barang
!
Jadi
ndut setuju dengan arahan Jokowi ini dan sepatutnya dijalankan oleh seluruh
Petinggi Mabes Polri, Kapolda dan Kapolres/tabes sejak arahan itu diberikan
kalau tidak mau disorot lagi masyarakat.
Tunjukkan
prestasi misalnya daerah penempatannya zero criminal setidaknya tidak ada begal
atau yang meresahkan masyarakat atau memberantas pungli, bukannya hari ini mau
pake mobil merek apa ya ke kantor atau hari ini mau pake jam merek apa !
Ingat
harta yang anda kumpulkan saat ini tidak akan dibawa dan ditanya oleh Sang
Kuasa tapi yang akan ditanyakan, sudah apa yang kau lakukan dan berikan di daerah
penempatanmu selama kau bertugas, kalo kayak begini kau jawab apa komandan ?
Jadi
kepada 559 petinggi Polri mulai dari Pati, Kapolda, Kapolres/tabes seluruh
Indonesia silakan renungkan dan jalankan di kehidupan anda arahan dari Presiden
Jokowi bila tidak ingin bernasib sama dengan rekan anda yang telah ndut ucapkan
di atas atau terjulidkan oleh netizen hingga sampai lagi ke telinga Jokowi