22522, 17:55 – Timnas sepakbola Indonesia berhasil mempertahankan tradis peroleh medali dalam ajang SEA Games 2022 di Vietnam melawan timnas Malaysia
Pertandingan
yang berlangsung di stadion May Dinh, Vietnam berlangsung cukup ketat dan
saling mencari gol untuk keluar sebagai juara tiga.
Pada
babak pertama, sejumlah peluang terjadi oleh timnas Indonesia hingga berlanjut
ke babak kedua, tepat pada menit ke-61 terjadi kemelut di depan gawang Malaysia
yang berawal dari tendangan pojok Marc Klok namun selalu gagal dalam
penyelesaiannya.
Namun
Indonesia mendapatkan gol pada menit ke-67 lewat gol Ronaldo Joybera Kwateh
yang berawal dari umpan segitiga antara Irfan Jauhari, Marselino Ferdinan dan
Ronaldo Kwateh yang diselesaikan oleh Ronaldo dengan tendangan kaki kanan, 0-1
untuk Indonesia.
Malaysia
pun mengimbangi permainan pada menit ke-80 lewat tendangan keras dari Hadi
Fayyadh dari dalam kotak penalty yang tidak mampu dihadang Ernando Ari, 1-1
untuk tim Harimau Malaya.
Hingga
babak kedua usai, tidak ada gol yang tercipta membuat kedua tim berlangsung
hingga berakhir dengan adu penalty dimana Malaysia terlebih dahulu menendang
pertama.
Ada
tiga dari lima penendang yang sukses taklukan Kiper Ernando yaitu Muhammad
Hairiey Hakim, Harith Haiqal dan Muhamamd Faiz, sedangkan Muhamamad Hadi
Fayyadh dan Luqman Hakim gagal sebagai eksekutor.
Sementara
dari Indonesia, Muhammad Ridwan, Marselino Ferdinan, Saddil Ramdhani dan Marc
Klok berhasil jalankan sebagai eksekutor dan hanya Asnawi Mangkualam yang
gagal.
Indonesia
akhirnya menang adu penalty dengan skor 3-4 dan berhak meraih perunggu,
sementara itu untuk emas diraih Vietnam setelah kalahkan Thailand dengan skor
1-0 yang dicetak Nham Manh Dung pada menit ke-82 dengan sundulan kepala.
Ndut
ucapkan selamat atas raihan perunggu kepada seluruh punggawa timnas U-23
Indonesia sekaligus mempertahankan tradisi raihan medali di setiap event SEA
Games walaupun belum mendapatkan emas.
Ini
yang terjadi bagi sepakbola kita, dimana kita tertinggal jauh dari sepakbola
Thailand dan Vietnam, karena banyak factor salah satunya adalah pembinaan usia
dini yang masih saja menjadi masalah utama dalam mencari pemain untuk timnas.
Apa
yang ditampilkan di SEA Games adalah situasi yang sebenarnya dimana STY
kekurangan stok pemain yang sesuai dengan kemauan STY, banyak persoalan yang
harus segera di perbaiki.
Ndut
setuju dengan penyataan STY yang meminta netizen untuk PSSI menyediakan sarana
training center untuk timnas, karena itulah yang harus disediakan oleh PSSI
dalam membangun sepakbola untuk lebih maju lagi.
Sebenarnya
sudah ada yaitu di Lapangan ABC namun kondisinya pun tidak jauh beda dengan
stadion yang ada di daerah penuh dengan keprihatinan karena sering digunakan
dan tidak dirawat dengan baik.
Karena
dengan itulah sepakbola kita dapat maju dan dapat bersaing dengan Vietnam dan
Thailand yang sudah maju dalam pembinaan usia dini dan terbukti di dalam
berbagai ajang dengan prestasi yang luar biasa juga.
Ndut
sich berharap para pecinta sepakbola Indonesia tidak lagi mempertanyakan atau
mengatakan #STYOut tapi lebih kepada lihat proses yang tengah berlangsung, Park
Hang Seo dan Alexandre Polking pun tidak langsung datang dan juara tetapi lebih
kepada proses membentuk karakter pemain dan tim yang diinginkan pelatih, saat
ini yang tengah di jalankan oleh STY jadi jangan dulu berharap langsung menang
dan juara.
Dan
PSSI pun fasilitasi dan memenuhi permintaan apa yang diminta STY termasuk dari
pihak klub yang sudah bisa merelakan pemainnya untuk dipanggil timnas demi nama
negara.
Apalagi
pertandingan ke depan adalah kualifikasi Piala Asia yang perlu tantangan lebih
besar dari negara-negara besar di Asia untuk bisa lolos ke putaran final,
tentunya ini tidak mudah namun ndut percaya timnas ditangan STY akan berikan
kejutan
Sekali
lagi selamat dan terima kasih atas cerita yang kalian buat selama SEA Games
berlangsung, semoga ke depannya bisa lebih baik dan kami rindu juara…
Kita nantikan jadwal pertandingan timnas selanjutnya, semoga STY bisa meraciknya lebih baik lagi dan memberikan kejutan di setiap pertandingan.

