261121, 21:00 - Presiden Joko Widodo menyoroti situasi kemanusiaan di Afghanistan yang memburuk karena pemerintahan inklusif yang belum terwujud. Terkait hal itu, pemerintah Indonesia akan turut memberikan bantuan bagi rakyat Afghanistan.
Hal tersebut diutarakan Presiden saat
berbicara secara virtual pada Sesi Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 di Istana Kepresidenan Bogor, sebagaimana ndut
baca pada laman resmi Presiden.
Selain isu kemanusiaan, ada dua isu yang
menjadi perhatian bagi Indonesia, yaitu pertama pemberdayaan perempuan dimana
Presiden ingatkan bahwa penghormatan hak-hak perempuan adalah salah satu janji
Taliban.
Terkait dengan hal tersebut, Indonesia
ingin berkontribusi agar janji tersebut dapat dipenuhi, antara lain melalui
Indonesia-Afghanistan Women Solidarity Network yang akan dimanfaatkan untuk
kerja sama pemberdayaan perempuan ke depan.
Kedua, kerja sama antarulama. Presiden
Jokowi memahami betul peran penting ulama di masyarakat. Pada tahun 2018,
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan trilateral ulama
Afghanistan-Pakistan-Indonesia untuk mendukung proses perdamaian.
Ndut mengapresiasi dengan perhatian
Presiden terhadap kondisi di Afghanistan yang sampai sekarang tidak menentu
sejak di pegang oleh Taliban.
Kita tahu bagaimana Afghanistan saat ini
sudah dilanda konfli kali ini pemerintahan dipegang oleh Taliban main tidak
menentu belum lagi warganya yang selalu diliputi kecemasan, ketakutan dan
terror bom hampir setiap hari
Ndut berharap apa yang disampaikan Jokowi
dapat diimplementasikan di lapangan agar Afghanistan dapat kembali menjadi
negara yang aman dan nyaman buat warganya dan tidak ada terror lagi, terutama
peran dari para ulama yang dapat mendukung proses perdamaian karena hanya ulama
yang dapat mereka dengar dan berpengaruh.
Kita nantikan implementasi nyata dari
usulan dan sorotan Jokowi di lapangan terkait Afghanistan, semoga negara
tersebut bisa hidup damai sebelum terjadi konflik, amin..