Jumat, 08 Oktober 2021

Lagi-lagi Lapas, lapas lagi-lagi

Baru-baru ini dunia penjara kembali muncul setelah peristiwa lapas Tangerang, kerusuhan terjadi di Lapas Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dimana warga binaan mengamuk lantaran lima warga binaan dianiaya petugas saat razia ponsel di penjara.

Para warga binaan pun mengamuk lantaran selama ini bila ada kesalahan selalu berujung penganiayaan oleh petugas padahal fungsi lapas adalah pembinaan dan mengembalikan masyarakat kepada masyarakat.

Ndut yang membaca berita itu cukup sedih mendengarnya, walaupun faktanya banyak lapas yang selalu memberikan ‘pelajaran’ berupa fisik bila ada kesalahan tanpa melihat atau mendengarkan pembelaan sebelumnya.

Berdasarkan pengalaman yang ndut dengar, banyak petugas yang lakukan penganiyaan bila ada kesalahan bahkan tidak tanggung-tanggung melakukan dengan menggunakan alat bantu seperti pentungan, atau bangku.

Apa yang terjadi di Parigi Moutong sama terjadi dengan lapas lainnya, seakan fungsi pemasyarakatan tidak nampak, padahal fungsi pemasyarakatan adalah memasyarakatan warga binaan.

Namun apakah itu akan selesai dengan sendirinya, apakah ada reward and punishment, yang silakan tanyakan saja kepada Dirjen PAS, karena selama ini selalu warga binaan yang disalahkan padahal dibalik kesalahan warga binaan terdapat peran dari petugas.

Soal ponsel, tidak mungkin dipungkiri di lapas itu banyak ponsel bertebaran lantas pertanyaannya, darimana ponsel itu didapat kalau tidak ada peran petugas dan adanya hubungan symbiosis mutualisme keduanya saling menguntungkan.

Tidak mungkin warga binaan bisa dapat ponsel dengan mudah kalau melihat aturan dan system yang berlaku di lapas dimana mengharamkan ponsel tapi nyatanya ?

Jadi, apa yang terjadi di Parigi Moutong atau Pontianak beberapa minggu lalu adalah potret dari symbiosis mutualisme antara warga binaan dan petugas dalam memfasilitasi warga binaan agar bisa hidup tenang dan terhindar dari stress dari hukuman walaupun dari segi peraturan salah.

Kita nantikan Dirjen PAS dalam melihat kasus yang melibatkan lapas dalam beberapa hari ini agar dapat merubah penjara sesuai dengan fungsinya yaitu memasyarakatkan warga binaan bukan lakukan penganiyaan.

Pengiriman ke-86

81021,  13.00  - Disaat 92 tahun penggunaan stasiun Jakarta Kota, angka pasien positif berada di angka seribu pasien.

Perhari ini, pasien positif ada penambahan 1,384 pasien total 4,225,871 pasien, yang meninggal bertambah 66 orang menjadi 142,560 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 3,514 pasien menjadi 4,057,760 pasien.

Indonesia kedatangan 245,440 dosis vaksin Astrazeneca yang tiba di terminal cargo bandara Soekarno Hatta, vaksin ini adalah bantuan dari Pemerintah Kerajaan Inggris untuk Indonesia dan menjadi pengiriman ke-86

Dengan datangnya vaksin ini, maka Indonesia sudah amankan vaksin sekitar 278,527,220 dosis baik jadi atau bulk, sejak vaksin pertama datang ke Indonesia pada 6 Desember 2020 lalu.

Ndut mengapresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Inggris atas bantuan vaksinnya semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang belum divaksin.

Kita tahu pemerintah berupaya keras dalam penuhi kebutuhan stok vaksin untuk digunakan dalam program vaksinasi nasional, oleh karena itu bagi yang menunda agar segera di vaksin karena vaksin itu aman dan halal.

Ndut berharap makin banyak warga yang awalnya menunda jadi mau divaksin, karena pemerintah menjamin keamanan dan jaminan vaksinasi yang digunakan aman dan halal agar dapat meningkatkan imunitas dan kekebalan komunal.

Kita nantikan saja pengaplikasian dari vaksin yang datang ini untuk segera didistribusikan kepada daerah untuk divaksinasikan kepada warga yang belum divaksin agar target 70% warga sudah divaksin semua pada akhir tahun dapat terwujud.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia