Sabtu, 02 Oktober 2021

Pengiriman Ke-81-83

21021, 13.00   - Disaat hari tanpa kekerasan internasional dan 152 tahun kelahiran Mahatma Gandhi, angka pasien positif berada diangka seribu pasien lebih.

Perhari ini, angka pasien positif ada penambahan 1,414 pasien total 4,218,142 pasien, yang wafat bertambah 89 orang menjadi 142,115 orang sedangkan yang sembuh bertambah 2,380 pasien menjadi 4,042,215 pasien.

Setelah kedatangan vaksin tahap 81 sebanyak 453,960 dosis jadi Pfizer dan 705,300 vaksin Astrazeneca pada 1 Oktober kemain.

Hari ini Indonesia kedatangan 600,000 dosis vaksin jadi Astrazeneca bantuan dari Pemerintah dan rakyat Perancis melalui skema covax facility dan menjadi tahap ke 83.

Sumbangan dari pemerintah Perancis ini membuat Indonesia sudah terima sekitar 3,163,540 dosis.

Ndut apresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah dan rakyat Perancis atas bantuan vaksinnya, semoga bermanfaat bagi rakyat yang belum divaksin.

Kita tahu saat ini Indonesia telah suntikkan lebih dari 140 juta dosis, salah satu yang terbesar di Asia setelah RRT, India, dan Jepang tentunya ini prestasi yang boleh membanggakan bagi negeri ini.

Sampai hari ini sudah ada 93,068,494 orang yang terima dosis pertama, dan 52,316,566 orang sudah terima dosis kedua serta 953,473 orang yang sudah terima vaksin booster.

Ndut berharap dengan adanya vaksin ini dapat disuntikkan kepada yang belum vaksin atau yang menunda vaksin agar bisa membentuk imunitas yang tinggi dan juga kekebalan komunal.

Kita nantikan pengaplikasian dari vaksinasi yang tiba hari ini saat digunakan dilapangan, agar target pemerintah 80% warga sudah divaksin dapat terwujud.

Dan kepada dokter, perawat dan tenaga Kesehatan lainnya yang mengurusi pasien covid seperti supir ambulance, kalian luar biasa dan kalian adalah orang pilihan untuk kerja seperti ini, salute ! *hormat ala Jepang* #bloggerlawancovid19 #terserahIndonesia


Piala Sudirman 2021 : Ketiga Kalinya Gagal Bawa Pulang Piala

21021,  04.00  - Doa rakyat Malaysia lebih ampuh dan mujarab daripada doa pecinta bulutangkis nasional.

Ini terbukti pada perempat final Piala Sudirman, Indonesia harus takluk dari tim yang ngakunya dari serumpun, Malaysia dengan skor 3-2.

Tanda-tanda kekalahan Indonesia sudah terjadi pada pertandingan pertama yang berlangsung di Energia Areena, Vantaa, Finlandia dimana Indonesia menurunkan ganda putera terbaik Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Marcus / Kevin bertemu competitor abadi mereka Aaron Chia / Soo Woo Yi, seakan tidak belajar dari kesalahan dalam setiap pertemuan, Marcus / Kevin harus akui permainan Aaron / Soo dengan angka 12-21 dan 15-21.

Indonesia mampu imbangi Malaysia dengan 1-1 lewat aksi Gregoria Mariska Tunjung yang meraih kemenangan atas Kisona Selvaduray dengan susah payah rubber game 22-20, 18-21 dan 21-19.

Lagi-lagi Indonesia harus kalah dan seakan tidak belajar serta bangkit saat kalah dari Antonsen, Anthony Sinisuka Ginting “menyerahkan diri” kepada tunggal Malaysia Lee Zii Jia dengan dua gim langsung 11-21 dan 16-21

Indonesia kembali coba imbangi dan membuka harapan saat pasangan ganda puteri Greysia Polii / Apriyani Rahayu mencoba meladeni ganda puteri Malaysia, Pearly Tan / Thinaah Muralithara dengan susah payah tiga gim 22-20, 17-21 dan 21-18.

Harapan tinggal harapan, ganda campuran Indonesia Praveen Jordan / Melati Deava Oktavianti meladeni ganda campuran Malaysia, Hoo Pang Ron / Cheah Yee See dengan susah payah dan harus akui permainan Pang Ron / Yee See dengan tiga gim 19-21l, 21-9 dan 16-21

Kemenangan Malaysia ini disambut dengan tumpah ruah di lapangan dengan kegembiraan dan Indonesia hanya bisa menatap kosong seakan tidak percaya atas apa yang terjadi.

Ndut dan mungkin jutaan pecinta bulutangkis Indonesia yang sudah setia menunggu dari pukul 20.00 hingga 02.00 harus menerima kenyataan kita kalah dari Malaysia dengan sangat tragis.

Ndut melihat para pemain seperti ganda putera dan tunggal putera seakan tidak pernah belajar dari kesalahan saat bertemu di setiap tournament dimana pasangan Malaysia sudah tahu dengan ciri bermain kita seharusnya itu dirubah total biar mereka penasaran bukannya terus seperti itu.

Ini harus menjadi evaluasi besar jelang laga Piala Thomas dan Uber, memperbaiki mental pemain, memperbaiki pola bermain entah itu taktik atau apa yang sulit dibaca oleh lawan seperti kasus kali ini, dan harus bisa ada ‘naluri’ pembunuh berdarah dingin di lapangan, agar tidak disepelekan oleh lawan.

Tanamkan budyaa malu bila tidak mampu ya mundur atau tingkatkan kemampuan skil bermainnya, jangan sampai terbaca oleh lawan seperti saat ini !!

Ndut berharap ini di perbaiki terutama sector ganda, karena ndut melihat semua ganda putera Indonesia selalu kalah dari pasangan Aaron dan Soo, ada apa ini ? apakah permainan ketiga ganda Indonesia ini sudah terbaca dan dihapal matang oleh Malaysia pergerakan mereka ?

Apakah kita bisa unjuk gigi dan buat kejutan di Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark ? kita nantikan saja, sukses terus untuk tim bulutangkis Indonesia, jangan bikin malu bangsa dan rakyat Indonesia !!