21021, 04.00 - Doa rakyat Malaysia lebih ampuh dan mujarab daripada doa pecinta bulutangkis nasional.
Ini terbukti pada perempat final Piala Sudirman,
Indonesia harus takluk dari tim yang ngakunya dari serumpun, Malaysia dengan
skor 3-2.
Tanda-tanda kekalahan Indonesia sudah
terjadi pada pertandingan pertama yang berlangsung di Energia Areena, Vantaa, Finlandia
dimana Indonesia menurunkan ganda putera terbaik Indonesia, Marcus Fernaldi
Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Marcus / Kevin bertemu competitor abadi mereka
Aaron Chia / Soo Woo Yi, seakan tidak belajar dari kesalahan dalam setiap pertemuan,
Marcus / Kevin harus akui permainan Aaron / Soo dengan angka 12-21 dan 15-21.
Indonesia mampu imbangi Malaysia dengan 1-1
lewat aksi Gregoria Mariska Tunjung yang meraih kemenangan atas Kisona
Selvaduray dengan susah payah rubber game 22-20, 18-21 dan 21-19.
Lagi-lagi Indonesia harus kalah dan seakan
tidak belajar serta bangkit saat kalah dari Antonsen, Anthony Sinisuka Ginting “menyerahkan
diri” kepada tunggal Malaysia Lee Zii Jia dengan dua gim langsung 11-21 dan 16-21
Indonesia kembali coba imbangi dan membuka
harapan saat pasangan ganda puteri Greysia Polii / Apriyani Rahayu mencoba
meladeni ganda puteri Malaysia, Pearly Tan / Thinaah Muralithara dengan susah
payah tiga gim 22-20, 17-21 dan 21-18.
Harapan tinggal harapan, ganda campuran
Indonesia Praveen Jordan / Melati Deava Oktavianti meladeni ganda campuran Malaysia,
Hoo Pang Ron / Cheah Yee See dengan susah payah dan harus akui permainan Pang Ron
/ Yee See dengan tiga gim 19-21l, 21-9 dan 16-21
Kemenangan Malaysia ini disambut dengan
tumpah ruah di lapangan dengan kegembiraan dan Indonesia hanya bisa menatap
kosong seakan tidak percaya atas apa yang terjadi.
Ndut dan mungkin jutaan pecinta bulutangkis
Indonesia yang sudah setia menunggu dari pukul 20.00 hingga 02.00 harus
menerima kenyataan kita kalah dari Malaysia dengan sangat tragis.
Ndut melihat para pemain seperti ganda
putera dan tunggal putera seakan tidak pernah belajar dari kesalahan saat bertemu
di setiap tournament dimana pasangan Malaysia sudah tahu dengan ciri bermain
kita seharusnya itu dirubah total biar mereka penasaran bukannya terus seperti
itu.
Ini harus menjadi evaluasi besar jelang
laga Piala Thomas dan Uber, memperbaiki mental pemain, memperbaiki pola bermain
entah itu taktik atau apa yang sulit dibaca oleh lawan seperti kasus kali ini,
dan harus bisa ada ‘naluri’ pembunuh berdarah dingin di lapangan, agar tidak
disepelekan oleh lawan.
Tanamkan budyaa malu bila tidak mampu ya
mundur atau tingkatkan kemampuan skil bermainnya, jangan sampai terbaca oleh
lawan seperti saat ini !!
Ndut berharap ini di perbaiki terutama sector
ganda, karena ndut melihat semua ganda putera Indonesia selalu kalah dari
pasangan Aaron dan Soo, ada apa ini ? apakah permainan ketiga ganda Indonesia
ini sudah terbaca dan dihapal matang oleh Malaysia pergerakan mereka ?
Apakah kita bisa unjuk gigi dan buat kejutan
di Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark ? kita nantikan saja, sukses terus
untuk tim bulutangkis Indonesia, jangan bikin malu bangsa dan rakyat Indonesia
!!